TEMPO.CO, Pekanbaru - Humas WWF Riau, Syamsidar, mengatakan kematian seekor gajah Sumatera di Taman Nasional Teso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Riau, pada Ahad pagi, 8 September 2013 lalu, merupakan kasus keempat yang terjadi di taman nasional tersebut sepanjang 2013.
Menurut Syamsidar, lemahnya penegakan hukum membuat kasus kematian gajah terus terjadi. Bahkan sejak 2004 sudah hampir 100 kasus kematian gajah di Teso Nilo. Namun belum ada seorang pun yang dibawa sampai ke pengadilan untuk dimintai pertanggungjawabannya secara hukum.
"Kami sangat berharap adanya tindakan tegas dari aparat penegak hukum agar kasus kematian gajah tidak terulang lagi," kata Syamsidar kepada Tempo, Selasa, 10 September 2013.
Tubuh gajah Sumatera yang sudah berupa bangkai ditemukan oleh tim monitoring gajah WWF Riau pada Ahad pagi. Sebagian bangkai gajah sudah menjadi rangka. "Diduga gajah itu mati sudah sebulan lalu," ujar Syamsidar.
Syamsidar menjelaskan, kematian gajah Sumatera tersebut sudah dilaporkan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau.
Saat ini tim WWF dan BKSDA masih mengidentifikasi penyebab kematian gajah tersebut. Namun, kata Syamsidar, tim identifikasi mengalami kesulitan untuk mengetahui penyebab kematian gajah. Sebab, kondisi gajah sudah berupa kerangka.
"Belum bisa diketahui apa penyebabnya. Tapi, berdasarkan fakta dari kasus-kasus sebelumnya, kematian gajah di Teso Nilo biasanya karena diracun," ucap Syamsidar.
RIYAN NOFITRA
Berita Terpopuler:
Harisson Ford Naik Meja Menteri untuk Betulkan AC
Cerita Pacar Dul Sebelum Kecelakaan
Menhut Tak Nyaman dengan Pertanyaan Harrison Ford
Jenis Mobil Dul, Mitsubishi Lancer EX, Bukan Evo X
Menhut Bantah Aksi Naik Meja Harrison Ford
Istana Akan Ajukan Deportasi Harrison Ford