TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai mengakui ada dugaan bahwa serangkaian penembakan polisi dua bulan terakhir ini merupakan aksi kelompok Abu Omar. Hal ini dia sampaikan dalam wawancara khusus dengan Majalah Tempo, akhir Agustus 2013 lalu.
Menurutnya, ada kemiripan antara satu insiden penembakan dengan yang lain. "Peluru itu kan bisa dilihat dari selongsongnya, proyektilnya. Ada identitas di situ. Dari situ dilihat ada kemiripan," katanya.
Meski begitu, Ansyaad menolak memastikan bahwa polisi menemukan ada tulisan PNP (Philippine National Police) pada peluru di tempat kejadian perkara. "Detail seperti itu tak bisa dijelaskan," katanya.
Ciri-ciri di peluru itulah yang membuat polisi menduga kelompok Abu Omar terlibat. Pada 2011, Abu Omar ditangkap karena memasukkan senjata dari Filipina. "Abu Omar sudah terlalu banyak terekam jejaknya. Dia pengendali. Dia yang hendak membunuh Menteri Pertahanan Matori Abdul Djalil," kata Ansyaad.
Abu Omar juga terlibat pengeboman Masjid Istiqlal pada akhir 1990-an. Setelah jaringan teroris dilumpuhkan di banyak tempat, kata dia, Abu Omar berusaha membangun sisa jaringan lama di Jakarta dan sekitarnya.
"Dia punya banyak kaki tangan. Misalnya ada Abu Roban, Qodrat, dan Sofyan. Mereka membentuk kelompok baru," kata Ansyaad lagi. Kelompok inilah yang berhubungan dengan kelompok teroris di Sulawesi Selatan, Poso, dan Bima.
Menurut Ansyaad, untuk bertahan, kelompok Abu Omar membentuk kelompok-kelompok kecil. "Kami sebut sel atau halaqoh. Dua-tiga orang bikin satu halaqoh. Orangnya itu-itu juga, tapi mereka pun merekrut orang baru," katanya. Di sekitar Jakarta, kata dia, ada belasan kelompok seperti itu.
TIM TEMPO
Berita Terpopuler:
Harisson Ford Naik Meja Menteri untuk Betulkan AC
Cerita Pacar Dul Sebelum Kecelakaan
Beredar Lagi, Video Vicky Eks Zaskia Gotik Pidato
Istana Akan Ajukan Deportasi Harrison Ford
Di Twitter, Ahmad Dhani Blacklist TVOne Soal Dul
Menhut Bantah Aksi Naik Meja Harrison Ford