TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 200 dokter berniat mengajukan diri menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta. Mereka tertarik karena menilai gaya hidup dan tradisi abdi dalem bisa memperpanjang usia.
Pengageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat mengatakan niat itu disampaikan perwakilan dokter usai menghadiri sebuah acara silaturahmi di Ndalem Wironegaran, kediaman putri pertama Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Pembanyun. "Saya ketemu mereka sepekan lalu," kata dia, usai menghadiri acara yang digelar Tempo Institute dan Sarihusada di Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013.
Menurut anggota kerabat keraton yang akrab disapa Romo Tirun itu, dokter-dokter itu takjub dengan sikap abdi dalem yang nerima ing pandum. Dalam sebuah survei dan penelitian, dokter itu beralasan sikap ikhlas menerima dan sederhana itu merupakan faktor yang menjadikan seseorang panjang umur. "Saya minta ke mereka agar mengajukan langsung ke Sultan dulu," kata dia menceritakan pesannya pada para dokter.
Saat ini, menurut dia, setidaknya terdapat 3 ribu abdi dalem Keraton Yogyakarta. Tak hanya bertugas di dalam keraton, mereka juga tersebar di sejumlah tempat milik keraton. Para abdi dalem dibedakan menjadi dua kategori, punakawan dan keprajan. Abdi dalem punakawan biasa menerima honor meski jumlahnya tak besar, sementara keprajan bersifat murni pengabdian.
Bagi keluarga keraton, kata dia, abdi dalem adalah seorang teman, bukan pesuruh. Maka keluarga keraton pun diwajibkan menghomati mereka dengan berperilaku sopan. Salah satu contoh terlihat dari aturan keluarga keraton bercakap-cakap dengan abdi dalem. Mereka biasanya menggunakan bahasa bagongan. Seorang anak raja pun dilarang berbicara ngoko pada mereka. "Hanya Sultan yang boleh ngoko," kata dia.
ANANG ZAKARIA