TEMPO.CO, Jeddah - Proposal Rusia mengenai Suriah yang bersedia menyerahkan senjata kimianya di bawah kendali internasional agar terhindar dari seranan militer Barat tidak akan menghentikan pertumpahan darah. Demikian pernyataan negara-negara Teluk, Selasa, 10 September 2013.
"Kami mendengar inisiatif itu (proposal), seluruhnya mengenai senjata kimia namun tidak akan menghentikan pertumpahan darah rakyat Suriah," ucap Menteri Luar Negeri Bahrain, Sheikh Khaled bin Ahmed al-Khalifa, dalam jumpa pers di Jeddah, Arab Saudi.
Bahrain yang terpilih menjadi Presiden Dewan Kerjasama Teluk (GCC) merupakan pendukung utama pemberontak dalam penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Para menteri luar negeri mengatakan, negara-negara GCC siap menangani setiap ancaman terhadap mereka berdasarkan dukungan terhadap para pemberontak.
Proposal Rusia yang diterima oleh Damaskus bertujuan mencegah Amerika Serikat melancarkan serangan militer terhadap Suriah yang didakwa menggunakan senjata kimia pada 21 Agustus 2013 menyebabkan ratusan orang tewas.
Negara-negara Teluk Arab sangat mendukung intervensi militer melawan Assad yang didukung oleh Iran, negara yang memiliki pengaruh sangat kuat di kawasan Timur Tengah.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler
Iran: Serang Suriah Picu Gempuran ke Israel
Obama: Serangan ke Suriah Bisa Batal
PM Turki Selamatkan Bendera, Bagaimana dengan SBY?
Jika Suriah Diserang, Sekutu Assad Ancam Membalas
Rudd Didesak Mundur dari Politik