TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, mengklaim mendapat dukungan dari rekan-rekannya di kalangan akademisi untuk ikut konvensi penjaringan calon presiden dari Partai Demokrat.
Da mengaku hubungannya dengan sejumlah tokoh intelektual terjalin baik, meski dia mulai masuk panggung politik praktis. "Mereka memandang ini hak saya sebagai warga negara," kata Anies usai pengarahan peserta konvensi, Rabu, 11 September 2013.
Anies menilai keikutsertaannya dalam konvensi adalah panggilan orang muda untuk berperan aktif dalam pemerintahan. Hal ini yang menjadi dasar juga bagi Anies untuk bergabung sebagai kader Demokrat jika nanti menang dalam konvensi.
Saat ini, menurut dia, yang lebih penting menyampaikan agenda jika ia terpilih sebagai calon presiden. Konvensi dinilai bukan semata berfokus pada penonjolan diri, tapi sosialisasi agenda. "Sehingga masyarakat mengetahui apa yang akan dikerjakan jika calon tersebut terpilih sebagai presiden."
Anies yakin dengan proses konvensi yang ditentukan masyarakat melalui metode survei. Hal ini menghindari dan membantah isu salah satu peserta konvensi adalah anak emas Cikeas, sebutan untuk keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Demokrat resmi menetapkan 11 tokoh nasional sebagai peserta konvensi. Mereka bakal bersaing memperebutkan posisi calon presiden asal Demokrat. Penetapan ini dilakukan usai Komite Konvensi menggelar tahapan pra-konvensi berupa wawancara.
Peserta yang ikut serta antara lain bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat dan anggota Dewan Pembinan Demokrat Pramono Edhie Wibowo, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa.
Tercatat 15 tokoh sempat diundang, tapi empat di antaranya menolak untuk ikut. Mereka antara lain, bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md., Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih.
FRANSISCO ROSARIANS