TEMPO.CO, Jenewa -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, bertemu Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, terkait dengan rencana PBB melucuti senjata kimia Suriah.
Pertemuan Lavrov dan Kerry berlangung pada Kamis, 12 September 2013. Dalam pertemuan itu, mereka berdiskusi perihal resolusi PBB atas isu mengenai bagaimana memindahkan dan menghancurkan simpanan senjata kimia Suriah--yang diduga digunakan dalam perang saudara dan menyebabkan lebih dari 100 ribu orang tewas.
Namun, sejumlah diplomat masih berbeda pendapat tentang apakah resolusi PBB tersebut harus berisi ancaman penggunaan kekuatan militer atau tidak, kendati hal ini ditentang Rusia.
Editor diplomatik Al Jazeera, James Bays, melaporkan dari markas PBB di New York, kedua menteri bakal didampingi para ahli senjata kimia dalam pertemuan yang berlangsung di Jenewa, Swiss.
Pertemuan berlangsung sehari setelah anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni AS, Inggris, Cina, Rusia, Prancis, bertemu untuk membicarakan isi draf resolusi yang diusulkan oleh Rusia dan Prancis. "Diskusi ini membantu membuka jalan untuk pertemuan di Jenewa," kata salah seorang diplomat kepada kantor berita AP.
Dalam draf resolusi yang dibuat Prancis, disebutkan bahwa pasukan Presiden Bashar al-Assad harus dikutuk karena mereka menggunakan senjata kimia pada Rabu, 21 Agustus 2013 di Damaskus. Mereka juga harus diancam kekerasan jika tidak melucuti senjata.
Sebaliknya, Rusia berkeras berpendapat bahwa tidak ada bukti Assad menggunakan senjata kimia dan tidak mau ada resolusi yang menjurus ke ancaman serangan militer.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler:
Ditanya tentang Ateis, Ini Jawaban Paus Fransiskus
Rusia Bakal Suplai Iran dengan Misil S-300
Diinjak Induknya, Bayi Gajah Menangis 5 Jam
Obama: Militer AS Siap Serbu Jika Suriah Ingkar