TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan tingkat suku bunga acuan bank indonesia (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen masih menjadi sentimen utama yang menggerakkan bursa saham dalam negeri.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia melanjutkan penguatannya dengan naik 9 poin (0,2 persen) ke level 4.365,87. Indeks bergerak fluktuatif seiring bervariasinya bursa Asia.
Kepala analis PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan meskipun akan berdampak negatif bagi pertumbuhan perekonomian, kenaikan BI rate dalam jangka pendek lebih diutamakan. "Pelaku pasar membutuhkan rupiah yang kuat."
Menurut dia, penyesuaian BI rate memungkinkan peluang peningkatan nilai investasi asing yang datang ke Indonesia. Lewat keputusan itu, pelaku pasar menilai otoritas moneter serius meredam potensi krisis yang sedang terjadi.
Satrio pun meyakini bahwa tren penguatan indeks akan bergantung dari jumlah aliran dana yang masuk ke dalam negeri dan posisi nilai tukar rupiah. "Semakin positif aliran modal asing dan nilai tukar rupiah, semakin besar pula peluang IHSG untuk terus melanjutkan penguatan."
Meski demikian, penguatan indeks masih belum aman seiring koreksi yang dialami Dow Jones tadi malam. "Pelaku pasar masih mengkhawatirkan ancaman reduksi stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed)," ujar Edwin Sebayang, analis dari PT MNC Securities.
Sentimen pengurangan stimulus kembali mencuat seiring penurunan angka klaim pengangguran di AS sebanyak 31 ribu orang menjadi 292 ribu, atau terendah sejak 2006. Pelaku pasar masih akan menanti apa keputusan akhir The Fed pada FOMC Meeting pada Selasa, 17 September 2013. "Terutama terkait dengan seberapa besar jumlah stimulus yang dikurangi," kata Edwin.
Saham yang berpindah tangan sebanyak 2,3 miliar lembar saham senilai Rp 2,427 triliun, dengan frekuensi 102,9 ribu kali transaksi. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 219 miliar.
Dari regional, laju sebagian bursa saham mulai bervariasi cenderung melemah karena aksi profit taking. Nikkei 225 turun 0,6 persen, Indeks Hangseng juga melemah 0,51 persen dan Kospi melandai 0,41 persen.
PDAT | M. AZHAR | MEGEL JEKSON