TEMPO.CO, Jakarta - Kantor dengan tampilan desain interior yang modern kerap dipilih karena dinilai paling sesuai dengan citra kantor yang formal. Akan tetapi, bagaimana bila Anda menginginkan tampilan kantor yang lebih kasual tapi tetap terlihat profesional? Mungkin Anda harus mencoba konsep vintage atau menghadirkan barang-barang dari era lama dan ketinggalan zaman yang diberi sentuhan modern.
Kantor seperti itu bisa Anda temukan pada perusahaan periklanan dan digital, Onecomm, dan perusahaan perancang interior, Jakarta Vintage. Kedua perusahaan ini milik Luthfi Hasan, 48 tahun, seorang narablog sekaligus perancang interior yang memang menyukai dan mengusung konsep vintage dalam setiap desainnya.
"Vintage itu dapat memberikan karakter yang lebih kuat karena sudah memiliki histori," kata Luthfi saat diwawancarai di kantornya, Dharmawangsa Square lantai 3, Rabu, 11 September 2013.
Barang-barang vintage di kantor Onecomm didominasi furnitur yang berasal dari 1950 hingga 1970-an. Awalnya, mebel itu dibeli Luthfi dalam bentuk asli atau kerangkanya saja. Oleh Luthfi, barang itu lalu diolah kembali dengan cara mengganti elemen luarnya, seperti kain pelapis atau busanya. Sedangkan untuk lemari dan meja, Luthfi mengubah dengan cara menyerut atau mengamplas kayunya, sehingga didapat warna kayu yang lebih muda.
Untuk elemen interior ruang rapat, Luthfi memilih kursi vintage yang dikenal sebagai “Kursi Kaki Jengki". Kursi ini memiliki kaki lancip pada ujung-ujung kakinya dan biasanya terbuat dari kayu jati lama. “Desain kursi kaki jengki ini kesannya modern dan tidak berbatas waktu, ringan dan simpel juga,” kata Luthfi. Pada awal 1950-an, kursi kaki jengki menjadi furnitur mutakhir. Desain kursi ini berasal dari negara-negara Skandinavia, khususnya Denmark.
CHETA NILAWATY