TEMPO.CO, Jakarta - Apple menambahkan fitur TouchID atau sensor sidik jari untuk ponsel pintar terbarunya, iPhone 5S. Sekilas, memang teknologi ini diciptakan untuk sistem keamanan khusus pengguna ponsel. TouchID akan merekam sidik jari si pengguna agar bisa tersambung dengan jaringan ke toko online, seperti App Store. Ternyata, langkah Apple "memeluk" fitur sidik jari ini membuat para ahli biometrik melirik fitur ini untuk diadaptasi pada perangkat masa depan.
“Itu (finger print) benar-benar mendorong biometrik ingin berada di jalur utama,” kata Alan Goode, direktur dari konsultan penelitian Goode Intelligence di Inggris, Kamis, 12 September 2013.
Pihak biometrik tersebut menganggap keamanan dengan sensor sidik jari adalah pembaruan dari PIN dan password sebagai sistem keamanan. Layanan ini sering digunakan untuk keamanan rekening bank, tapi sepertinya tidak bekerja secara maksimal. Banyak PIN dan password keamanan yang diretas dan terkena brute force. Karena nomor sidik jari manusia berbeda-beda, para hacker tidak akan mudah mengakses dan meretas sistem keamanan sensor sidik jari ini.
Sistem keamanan dengan sidik jari ini dianggap tidak akan mudah diretas karena password’-nya sudah tergabung dalam tubuh si pemilik. Dengan terciptanya TouchID telah membuka langkah para peneliti biometrik untuk mengadaptasi fitur ini agar bisa digunakan ke perangkat lain. Selain sidik jari, rencananya peneliti biometrik dari Goode Intelligence akan coba menggunakan mata, suara, atau bentuk wajah sebagai sistem keamanan baru pada perangkat selanjutnya.
RINDU P HESTYA | REUTERS
Berita Populer Terkait:
Guru SD Ciptakan Aplikasi Belajar Aksara Jawa
Jelajahi Galapagos dengan Google Street View
Tiga Asteroid Ini Akan Ditangkap oleh NASA
Gunung Tertinggi di Amerika Utara Menyusut
Rakuten Ingin Bantu Pasarkan Produk Papua