TEMPO.CO,Jember-Pengamanan ekstra ketat aparat tetap diberlakukan Kepolisian Daerah Jawa Timur menyusul bentrok berdarah di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Rabu lalu. Sedikitnya sepuluh Satuan Setingkat Kompi personel polisi dan delapan SSK prajurit TNI masih disiagakan di beberapa titik di kecamatan paling selatan Kabupaten Jember itu.
"Tetap dilakukan Penjagaan untuk meredam gejolak dan membantu rekonsiliasi masyarakat setelah sempat berkonflik. Sementara tim juga masih menyelidiki kasus ini," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, Minggu, 15 September 2013.
Awi mengatakan pengamanan terutama difokuskan di kompleks pesantren Darussholihin dan rumah korban penganiayaan, almarhum Eko Mardi Santoso. "Kami mengawal keputusan Muspida bahwa masa tahlilan selama tujuh hari di rumah korban harus dijaga, agar tidak terjadi gesekan atau bentrokan lagi," katanya.
Pantauan Tempo, di kompleks pesantren juga masih terdapat sebuah kendaraan taktis (rantis) lengkap dengan 'water canon'. Ratusan polisi dan tentara bersenjata lengkap juga berjaga di tempat itu. Selain itu, beberapa fasilitas umum seperti kantor pemerintah, tempat pelelangan ikan juga tetap mendapat penjagaan.
Dalam kasus kerusuhan pada Rabu, 11 September 2012 itu, polisi sudah menetapkan sedikitnya 9 tersangka. Mereka diduga ikut dalam penyerangan dan penganiayaan hingga menyebabkan Eko Mardi Santoso tewas.
Pengasuh pesantren Darussholihin, Habib Isa Mahdi mengatakan, pihaknya menghormati proses hukum yang dilakukan aparat. Karenanya, meskipun ada pengikuti atau jamaah pesantren yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan Eko mardi Santoso, pihaknya tidak
akan protes ataupun membantahnya. "Kalau memang ada bukti-bukti yang mengarah ke situ, kami akan hormati. Silahkan penegakan hukum dilakukan," ujar putra pengasuh Ponpes Darussolihin, Habib Ali al Habsyi itu.
Mahdi mengatakan dirinya sudah berusaha menghalangi jamaahnya untuk tidak melakukan aksi balasan setelah terjadi pengrusakan masjid dan pondok. Namun rupanya beberapa orang tidak mengindahkan larangan itu dan malah mencari orang-orang yang dicurigai pelaku pengrusakan masjid dan pondok.
Aksi balas dendam itu berujung pada tewasnya Eko Mardi Santoso, suami keponakan ustadz Fauzi. Ustad Fauzi adalah tokoh dari kelompok yang selama ini berseberangan dengan pesantren Darussolihin.
MAHBUB DJUNAIDY