TEMPO.CO, Las Vegas -Petinju Amerika Serikat, Floyd Mayweather Jr, memastikan diri sebagai petinju terhebat era ini. Ia merebut gelar juara dunia kelas menengah ringan Badan Tinju Dunia (WBC) dan Asosiasi Tinju Dunia (WBA), dari Saul "Canelo" Alvarez, asal Meksiko, di MGM Grand Arena, Las Vegas, Amerika Serikat, Sabtu malam, waktu setempat.
Mayweather mendominasi pertandingan dengan pukulan-pukulannya yang tajam. Ia juga membuat lawannya frustasi dengan kelincahannya menghindar serta pertahanannya yang bagus.
Sedangkan Alvarez kesulitan mendaratkan pukulan yang akurat. Kebanyakan pukulan petinju Meksiko itu meleset. Statistik pertandingan menyebutkan hanya 117 dari 526 pukulan yang ia lancarkan mendarat dengan sempurna. Angka ini jauh dari Mayweather, yang bisa mendaratkan 232 pukulan dari 505 percobaan.
Sekalipun Mayweather terlihat sangat mendominasi, petinju yang mendapat bayaran US$ 41,5 juta atau sekitar Rp 477,25 miliar ini itu tidak menang secara mutlak. Dua hakim ring memberi kemenangan kepada Mayweather masing-masing 117-111 dan 116-112. Sedangkan satu hakim lainnya, C.J. Ross, memberi hasil imbang 114-114.
"Saya hanya mendengarkan sudut saya, mendengarkan ayah saya (Floyd Sr)," kata Mayweather, yang melengkapi koleksi gelar juara dunianya di lima kelas sebelumnya. "Ayah saya memiliki game plan yang brilian, dan saya pergi dan menyelesaikan tugas saya." Floyd Sr adalah pelatihnya.
Namun ia sempat berkerut mendengar putusan C.J Ross. "Saya tidak bisa mengendalikan apa yang hakim lakukan,” kata petinju yang kini memiliki catatan 45 kali tak terkalahkan itu.
Alvarez pun memuji lawannya. "Tidak diragukan lagi, dia adalah petarung yang hebat, petarung yang sangat cerdas," ujar petinju 23 tahun itu. "Tidak ada solusi untuknya."
Alvarez semula diharapkan bisa mengakhiri rekor tak terkalahkan Mayweather. Namun, seperti petinju lainnya, dia tidak bisa memecahkan teka-teki kecerdasan The Money—julukan Mayweather.
AP| GADI MAKITAN