TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai calon presiden dari partainya seharusnya dipilih melalui konvensi. Alasannya, kata dia, konvensi akan melibatkan seluruh pengurus Golkar di tingkat kabupaten/kota. "Merekalah ujung tombak partai," kata Akbar di rumahnya di Jalan Munawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Faktanya, menurut Akbar, Dewan Pimpinan Pusat Golkar menyatakan penentuan calon presiden cukup dilakukan melalui rapat pimpinan nasional, yang kemudian menunjuk Ketua Umum Aburizal Bakrie menjadi calon presiden tunggal sejak 1 Juli 2012. "Dari segi keabsahan, memang sah."
Pada 2004 lalu, Golkar sempat mengadakan konvensi calon presiden. Hasilnya, bekas Panglima ABRI Wiranto terpilih menjadi calon presiden. Namun, Wiranto--kini Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat--gagal. Bahkan, Wiranto yang saat itu berpasangan dengan Sollahudin Wahid tak lolos ke putaran kedua.
Akbar mengingatkan elektabilitas Aburizal saat ini masih rendah. Tren elektabilitas Aburizal, dia menilai, belum naik signifikan. Menurut Akbar, salah satu persoalan yang mengganggu Aburizal adalah kasus Lapindo. Meskipun Aburizal sudah melakukan banyak hal, kata Akbar, persoalan Lapindo ikut mempengaruhi elektabilitasnya.
WAYAN AGUS PURNOMO
Topik terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Siapa Bunda Putri | Penembakan Polisi | Miss World
Berita terpopuler:
Munzir Almusawa Ramal Dirinya Meninggal di Usia 40
Ilmuwan Atom: Israel Miliki 80 Nuklir
Fathanah Minta Tri Kurnia Tutupi Perselingkuhannya
Jokowi - Ahok `Menggoyang` Mal di Jakarta
Cuma Curhat, Fathanah Beri Cewek Ini Ratusan Juta?
Fathanah Inapkan Vitalia di Le Meridien