TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar sudah menetapkan Ketua Umum Aburizal Bakrie sebagai calon presiden pada rapat pimpinan nasional, Juli 2012. Namun, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai pencalonan ini masih bisa berubah jika ada keinginan dari pengurus daerah.
"Tidak ada mutlak-mutlakan dalam politik," kata Akbar saat ditemui di rumahnya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 17 September 2013.
Akbar menilai perubahan atas keputusan pencalonan Aburizal tergantung dengan aspirasi internal partai. "Jika ada pandangan menghendaki ada pikiran baru dengan landasan yang kuat, ya harus direspons oleh rapimnas."
Bekas Ketua Umum Golkar ini menilai tak tepat jika pencalonan Aburizal Bakrie disebut sebagai harga mati. Menurut dia, dalam politik pasti ada perubahan meskipun sudah ada perencanaan. Akbar membantah berniat mengganti calon presiden dari Partai Golkar.
Idealnya, kata Akbar, penentuan calon presiden dilakukan melalui mekanisme konvensi. Opsi lain adalah melibatkan pengurus Golkar tingkat kabupaten/kota dalam penetapan calon presiden. Namun ketika itu, kata dia, Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar menghendaki keputusan ini diambil cukup melalui rapimnas. "Secara keabsahan, sah," ujar dia.
WAYAN AGUS PURNOMO
Topik Terhangat
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Siapa Bunda Putri | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie
Berita Terpopuler:
Ilmuwan Atom: Israel Miliki 80 Nuklir
Fathanah Minta Tri Kurnia Tutupi Perselingkuhannya
Jokowi - Ahok `Menggoyang` Mal di Jakarta
Cuma Curhat, Fathanah Beri Cewek Ini Ratusan Juta?
Fathanah Inapkan Vitalia di Le Meridien
Dirut TVRI Paksa Redaksi Siarkan Konvensi Demokrat