TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah, mengatakan bahwa ada dua cara untuk meningkatkan standar dari produk industri kecil dan menengah (IKM) untuk bisa bersaing.
Pertama, Euis menjelaskan, yakni dengan mengadakan gugus kendali mutu (GKM). "GKM ini yang ngajarin dari Jepang, misalnya terkait keteraturan, kerapihan, dan lainnya," ujar Euis di sela-sela acara pemeran industri kreatif Yogyakarta, Selasa, 17 September 2013.
Dalam gugus kendali mutu, Euis melanjutkan, ada tiga tahapan. Pertama, produksi dari industri kecil dan menengah ini mesti benar. Kedua, meningkatkan daya saing produk serta berorientasi ekspor, sehingga produknya mesti memperhatikan mutu dan lainnya yang akan mempengaruhi ekportasi.
Anggaran untuk gugus kendali mutu, Euis menambahkan, ada sekitar Rp 400 juta per dua tahun. "Industri kecil menengah harus memiliki kesadaran akan mutu," ujarnya.
Ketiga, Euis menyatakan, cara untuk meningkatkan standar produk industri kecil menengah, yakni dengan melabeli produk mereka dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Masih banyak industri kecil menengah yang berlum ber-SNI karena biayanya cukup mahal.
Padahal, standar itu merupakan salah satu syarat untuk meningkatkan mutu produk industri kecil menengah. Tahun depan, kata dia, pihaknya akan mengejar industri garmen dan helm agar semuanya ber-SNI.
ERWAN HERMAWAN
Topik Terhangat
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Siapa Bunda Putri | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie
Berita Terpopuler:
Munzir Almusawa Ramal Dirinya Meninggal di Usia 40
Gara-gara Ngobrol, Perwira Ini Diusir Kapolri
Halo, Saya Bunda Putri
Tiga Penyebab Organ Intim Penjual Kopi Dirusak
Selenggarakan Miss World, Hary Tanoe Merugi