TEMPO.CO, Semarang - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. M.A. Sahal Mahfudh mengalami penurunan kesehatan. Sejak tanggal 10 September 2013 sampai hari ini, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini dirawat di Paviliun Garuda, Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang karena mengalami gangguan pernafasan dan jantung.
Sejak beberapa tahun terakhir, kesehatan kiai berusia 76 tahun ini memang mengalami penurunan. Bahkan, beberapa bulan terakhir sang kiai sering menggunakan oksigen untuk membantu pernafasan. “Sejak tahun 2001 paru-paru bapak sudah terkena flek,” kata Abdul Ghofar Rozin, putra Kiai Sahal kepada Tempo, Selasa, 17 September 2013. “Kalau gangguan jantung, baru setahun terakhir.”
Rozin menguraikan, kesehatan pengasuh Pondok Pesantren Maslakhul Huda, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah, ini menurun drastis karena kecapekan usai menghadiri Rapat Pleno PBNU pada 6-8 September 2013 di Pondok Pesantren UNSIQ Al-Asy’ariyah Kalibeber, Wonosobo. “Apa lagi cuaca Wonosobo sangat dingin," kata Roziq. Lantas, oleh dokter pribadinya, Kiai Sahal disarankan opname di Rumah Sakit Kariadi.
Rozin menambahkan, sebetulnya dokter pribadi telah melarang Sahal berangkat ke Wonosobo. Namun, Sahal memaksa berangkat mengingat pentingnya Rapat Pleno PBNU yang hanya digelar setahun sekali. “Bapak menegaskan kembali bahwa khittah NU harus dijaga dari politik praktis. Penegasan ini penting menjelang tahun politik 2014," kata Rozin. Dalam acara tersebut, Sahal memberi tausiyah yang berjudul “Politik NU sebagai Siyasah 'Aliyah Samiyah.”
Sepekan dirawat, kondisi kesehatannya mulai membaik. Nafasnya mulai memanjang. Beberapa kali Sahal menginginkan segera pulang, tapi tim dokter belum mengizinkan. Banyaknya masyarakat yang membesuk menjadikan istirahat kiai karismatik ini terganggu.
SOHIRIN
Berita Terpopuler:
Munzir Almusawa Ramal Dirinya Meninggal di Usia 40
Gara-gara Ngobrol, Perwira Ini Diusir Kapolri
Halo, Saya Bunda Putri
Tiga Penyebab Organ Intim Penjual Kopi Dirusak
Selenggarakan Miss World, Hary Tanoe Merugi