TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta alokasi kedelai impor untuk wilayahnya. Sebab, produksi kedelai daerah ini masih rendah sehingga tak mencukupi kebutuhan warga.
Kepala Dinas Pertanian Nusa Tenggara Timur, Anis Tay Ruba, mengatakan produksi kedelai tahun 2012 hanya mencapai 2.781 ton. Sementara konsumsi kedelai sebesar 2,5 kilogram per kapita per tahun. "Dengan luas lahan 2.691 hektare, produktivitasnya 10,33 kuintal per hektare," kata dia di Kupang, Rabu, 18 September 2013.
Rendahnya produktivitas kedelai itu, katanya, karena daya tumbuh benih yang tidak punya kemampuan maksimal. Benih kedelai hanya bertahan dua bulan pertama. "Memasuki bulan ketiga, daya tahan benih mulai menurun, bahkan ada yang mati," kata Anis.
Akibatnya, minat masyarakat untuk menanam kedelai rendah. Jadi kebutuhan masyarakat akan kedelai tidak bisa terpenuhi. "Kami terus bersosialisasi agar masyarakat mau menanam kedelai," tutur Anis.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT, Fredrik Tielman, mengatakan hingga saat ini NTT masih mengimpor kedelai dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Ini tentunya berpengaruh pada harga di pasar yang kadang-kadang bisa sangat tinggi," katanya.
YOHANES SEO