TEMPO.CO, Surabaya - Syafiq, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Lokaliasi Dolly, Surabaya, mengatakan bahwa para pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari belum siap bila lokalisasi prostitusi Dolly ditutup dalam waktu dekat. Alasannya, Pemerintah Kota Surabaya belum memberikan jaminan hidup kepada orang-orang yang terkena dampak dari penutupan tersebut. "Tak hanya pekerja seks dan mucikari yang tidak makan, masyarakat sekitar juga kehilangan makan," kata Syafiq pada Rabu, 18 September 2013.
Menurut Sayfiq, pemerintah belum menyediakan lapangan pekerjaan yang konkrit buat para PSK dan mucikari pasca-penutupan. Adapun biaya kompensasi yang ditawarkan pemerintah, menurut dia, tidak cukup dipakai modal usaha.
Sampai saat ini, ujar Syafiq, mucikari, pekerja seks, serta para pemilik wisma belum merespons rencana penutupan yang rencananya dimulai pada 2014 mendatang. "Tapi kami sudah tahu kalau mau ditutup," katanya.
Salah seorang mucikari sekaligus pengelola wisma, Rinna, mengatakan bahwa dirinya tidak menolak jika lokalisasi memang mau ditutup. Namun, dia meminta pemerintah tidak lepas tangan terhadap nasib para pekerja seks, mucikari, dan masyarakat yang mengais hidup dari tempat itu. "Menutup Dolly bukan berarti selesai mengatasi penyakit sosial," ujarnya.
Adapun Lurah Putat Jaya, Bambang Hartono, mengatakan sampai saat ini mucikari, pekerja seks, dan pemilik wisma belum memberikan tanggapan terhadap rencana penutupan lokaliasi. Secara resmi, menurut Bambang, pemerintah juga belum melakukan pertemuan dengan para pekerja seks maupun mucikari buat mensosialisasikan rencana penutupan itu. "Tapi secara individu saya sudah ngomong pada mereka," katanya.
Data terakhir menyebutkan jumlah wisma di Dolly sebanyak 52, dan yang sudah ditutup pada 2012 sebanyak 19. Jumlah pekerja seks yang masih bertahan sebanyak 1.025 orang, sedangkan mucikarinya sekitar 300 orang. "Satu wisma bisa punya empat mucikari," katanya.
Bagi Bambang, yang menjadi persoalan bila kelak Dolly berhenti beroperasi adalah nasib masyarakat sekitar lokalisasi yang menggantungkan hidup dari bisnis syahwat itu. Mereka adalah pemilik warung kopi, kios jamu, catering, jasa laundry, dan penjual makanan ringan.
ARIEF RIZQI HIDAYAT
Terhangat:
Miranda Goeltom | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji
Berita Terpopuler:
Hercules Minta Penyiksa Pedagang Kopi Ditembak
Banyak Wajah Asing Menjenguk, Dul Bertanya ke Maia
Jokowi Stop Mal, DPRD: Orang Kaya Jangan Dilupakan
Vanny Eks Pacar Freddy Budiman Ditangkap Polisi
Begini Rekaman CCTV Pembunuhan Sisca Yofie