TEMPO.CO, Jakarta -Nilai ekspor produk fesyen Indonesia hingga Juni 2013 tercatat mencapai US$ 5,96 miliar. Jumlah itu naik 4,23 persen dibanding periode yang sama, tahun lalu.
"Namun, kalau dilihat trennya, selama lima tahun terakhir ekspor fashion kita tumbuh 10,58 persen," tutur Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Kementerian Perdagangan, Dody Edward, Rabu 18 September 2013. Melambatnya pertumbuhan ekspor fashion dua tahun terakhir diduga akibat memburuknya kondisi perekonomian dunia.
Dody menyebut, 10 negara jadi tujuan ekspor utama produk fashion Indonesia, yakni Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Belgia, Korea Selatan, Belanda, Italia, China, dan Uni Emirat Arab.
Kementerian Perdagangan, kata Dody, akan mendukung usaha-usaha untuk mendorong para designer Indonesia menembus pasar internasional. Diantaranya dengan menyelenggarakan Workshop "Road To Jakarta Fashion Week 2014: Growing Your Fashion Business”, hari ini di Kantor Kementerian Perdagangan.
"Selain untuk meningkatkan kemampuan para desainer dan pelaku fesyen dalam mengembangkan bisnisnya, workshop ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para desainer fesyen Indonesia untuk menentukan strategi pemasaran yang efektif guna memenuhi permintaan dan menciptakan pasar," ujarnya.
Hal yang diprioritaskan untuk mengembangkan industri fashion Indonesia, menurut Dody Edward, adalah pendistribusian produk untuk menguasai pasar lokal dan internasional melalui promosi di dalam dan di luar negeri, serta peningkatan pengetahuan dan pemahaman pasar bagi pelaku fesyen.
Workshop yang merupakan hasil kerja sama dengan Femina Group ini antara lain membahas mengenai merek dagang, retail, regulasi ekspor dan impor produk fashion, serta pengalaman dalam menjalankan bisnis mode.
Yosafat Dwi Kurniawan, salah satu desainer yang mengikuti workshop ini menyatakan bahwa ada hal menarik yang didapatnya di sini. Di antaranya, meski orang dengan tubuh ideal paling mudah didandani dengan aneka model busaha, tapi orang tua dengan tubuh mulai "kendor" lah yang punya lebih banyak uang untuk belanja. "Jadi untuk tiap pagelaran kita harus menyiapkan model pakaian 'basic' yang pantas dipakai semua kalangan untuk menyiasatinya," ujarnya.
PINGIT ARIA