TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menunda pengurangan stimulus membuat bursa saham menguat tajam. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini meroket 207,48 poin (4,65 persen) ke level 4.670,73. Angka indeks yang mencapai 4,65 persen ini merupakan kenaikan tertinggi sepanjang 2013.
Analis dari PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, mengatakan hasil pertemuan The Fed yang di luar dugaan memutuskan belum akan mengumumkan pemotongan stimulus, menjadi sentimen positif di bursa global. "Kejutan dari The Fed berimbas pada kenaikan signifikan pada IHSG dan bursa regional."
Pada pertemuan Rabu 18 September 2013 waktu AS, bank sentral mengungkapkan bahwa mereka memerlukan sinyal pemulihan ekonomi yang lebih kuat di mana perbaikan ekonomi yang terjadi saat ini tidak hanya sementara. Hal itu terlihat dari data pengangguran yang masih di atas 7 persen.
Di sisi lain, The Fed menilai suku bunga telah naik cukup tinggi menjadi 2,9 persen pada September, atau dua kali lipat dari level terendahnya pada Juli 2012. "Dua alasan tersebut dimaknai bahwa masih ada ancaman terhadap pemulihan ekonomi di AS," kata Purwoko.
Penundaan pengurangan stimulus telah menguatkan nilai tukar rupai di bursa dalam negeri. Dampaknya investor asing kembali mencatat transaksi pembelian bersih mencapai Rp 1 triliun. Meski demikian, Purwoko mengingatkan kenaikan signifikan indeks lebih dipicu faktor sentimen, dan bukan didorong perbaikan fundamental ekonomi dalam negeri.
Pada transaksi hari ini, sebanyak 10 miliar lembar saham bernilai Rp 12,3 triliun berpindah tangan dalam 290,2 ribu kali transaksi.
Bursa regional serentak menguat hingga 17.20 WIB. Nikkei 225 menguat 1,80 persen, Hang Seng melesat 1,67 persen, Strait Times menguat 1,81 persen, bursa India menguat 3,43 persen, dan bursa Shanghai naik 0,29 persen.
PDAT | M. AZHAR