TEMPO.CO, Surabaya - Seorang tenaga pendidik bahasa Osing--bahasa daerah Banyuwangi--melakukan kekerasan fisik kepada tiga siswanya yang duduk di bangku kelas VI SDN Bumiarjo 1, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Wahyu Widiyaningsih, seorang wali murid korban, mengatakan aksi kekerasan dipicu para siswa yang ramai tatkala si guru sedang mengajarkan bahasa Osing.
Sialnya, amarah si guru justru tertuju pada siswa yang sebenarnya tidak ikut-ikutan ramai. Aksi kekerasan dilakukan oleh guru Tukijo di SD tersebut. "Ada tiga anak yang dipukul, dan mereka itu tidak ramai, kok, malah jadi sasaran. Saya jelas enggak terima," katanya kepada Tempo, Jumat, 20 September 2013.
Wahyu menjelaskan, anaknya yang bernama Helda mengaku dicubit pada bagian belakang telinga hingga berdarah. Sementara dua siswa lainnya, Brian Ferdy dan Andi Lili, dicubit pada bagian lengan atas dan ditampar mukanya hingga lebam.
Bahkan salah satu siswa merasakan pusing akut setelah ditampar dengan tangan kanan Tukijo.
Kejadian itu berlangsung kemarin pagi pukul 08.00 WIB saat mata pelajaran bahasa Osing. Dirinya mengetahui aksi ini setelah anaknya pulang saat jam istirahat dan mendapati bagian belakang telinga anaknya mengucurkan darah segar. "Saya langsung protes kepala sekolahnya. Hari ini, saya bertemu kepala sekolah ingin minta pertanggungjawaban dari pelaku," ucapnya.
Seusai kejadian, Tukijo sempat bertandang ke rumah Wahyu guna menjelaskan duduk perkaranya sekaligus meminta maaf telah berbuat kekerasan. Tukijo, kata Wahyu, kerap melakukan tindakan tak terpuji. Sebelumnya, sebagian siswa juga pernah merasakan amarah Tukijo yang sering tak terkontrol.
Namun, wali murid memilih diam karena Tukijo seorang guru senior di SDN 1 Bumiarjo. Wahyu berharap pihak sekolah memberikan shock therapy kepada Tukijo yang kerap main tangan menghadapi siswanya yang membandel. "Guru itu seharusnya tahu memperlakukan anak didik dengan cara yang benar, bukan main tangan," katanya.
Sigit Priyono, Kepala SDN Bumiarjo 1, menampik Tukijo menampar tiga siswa. Tapi dirinya mengakui si guru menjiwit dan menjewer ketiga muridnya. Tukijo, kata Sigit, sudah meminta maaf kepada ketiga wali murid atas sikap kurang terpuji tersebut.
Pihak wali murid juga sudah memaafkan. Sigit juga memberikan teguran pada Tukijo agar bisa mengendalikan emosi. Ia berdalih sikap Tukijo dipicu kondisi ruang kelas yang melebihi kapasitas, diisi 49 siswa. "Idealnya satu ruang kelas diisi 20 siswa. Baru kali ini Pak Tukijo bertindak melanggar," kata Sigit.
DIANANTA P. SUMEDI
Topik Terhangat
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Mobil Murah | Penembakan Polisi | Miss World | Info Haji
Berita Terpopuler
Dana Ngunduh Mantu Anang-Ashanty Tak Masuk KONI
Selain ke PKS, Ilham Setor Rp 2,5 M ke Hanura
BPK: Ada Penyimpangan di Pengadaan Soal UN
TVRI Dinilai Lancang Siarkan Utuh Konvensi