TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta kepada komunitas keagamaan yang memiliki agenda rutin menyelenggarakan festival keagamaan agar berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Tujuannya agar festival keagamaan bisa masuk agenda rutin kalender pariwisata Jakarta.
"Selain itu agar bisa dilakukan pembinaan yang bertujuan untuk pelestarian," kata Basuki seusai membuka Festival Baleganjur di lapangan Pura Widya Dharma, Cibubur, Jakarta Timur, Ahad, 22 September 2013. Salah satunya, Basuki memberi contoh, Festival Baleganjur yang diadakan oleh masyarakat Hindu Bali itu.
Acara yang mementaskan tarian dan musik tradisional Bali tersebut, Basuki menambahkan, memiliki potensi untuk menarik wisatawan ke Jakarta. Jika dilakukan dengan serius akan memiliki sisi bisnis pariwisata yang bisa dikembangkan.
Ahok, sapaan akrab Basuki, menuturkan selama ini acara keagamaan yang berlangsung di masyarakat berlangsung begitu saja. Misalnya, festival ogoh-ogoh di kawasan Monas. Padahal, kata dia, jika Dinas Pariwisata ikut membantu promosi, acara tersebut bisa dinikmati masyarakat Jakarta dan turis asing.
Basuki juga membuka kesempatan kepada komunitas keagamaan untuk mengakses dana hibah yang ada di DKI karena merupakan hak masyarakat.
Dia mengungkapkan, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, dana hibah DKI Jakarta mencapai Rp 3,621 triliun. Siapa pun bisa mengakses dana ini. "Asalkan usia organisasi sudah di atas tiga tahun dan bentuk programnya jelas," ujarnya.
SYAILENDRA