TEMPO.CO , Jakarta:Duduk di pangkuan ibunya, Al Afiz Annur Haki, 1 tahun, tampak seperti bayi normal. Namun, saat kaos tipisnya tersingkap, satu kantong colostomy menyembul dari perut kirinya. "Sejak lahir, kantong ini tidak pernah lepas dari perutnya," kata Kuswati, 38 tahun, warga Desa Jatilawang, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Ahad, 22 September 2013.
Afiz adalah bayi laki-laki dari pasangan Kuswati dan Ustoyo, 40 tahun. Sejak lahir pada 16 Agustus 2012, anak bungsu dari tiga bersaudara itu tidak memiliki anus (Atresia Ani). Karena cacat bawaan itu, Afiz menjalani operasi pembuatan saluran pengeluaran di perutnya. Operasi dilakukan oleh tim medis RSUD Kardinah Kota Tegal yang menangani persalinan Afiz.
Kuswati mengatakan, saat itu dokter RSUD Kardinah menganjurkann agar Afiz dirujuk ke RS Karyadi Semarang untuk operasi agar anusnya bisa berfungsi normal. Mengetahui pekerjaan Ustoyo sebagai buruh bangunan yang berpenghasilan rendah, dokter juga menyarankan agar pasutri itu mengurus Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
"Kami sudah urus Jamkesmas dengan bantuan perangkat Desa Jatilawang," ujar Kuswati. Namun, upaya mengurus Jamkesmas itu tidak membuahkan hasil. "Informasinya kuota Jamkesmas sudah habis. Saya tidak paham, hanya pasrah saja saat itu," ujar Kuswati mengimbuhkan. Beruntung ia masih kebagian kuota Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Dengan program jaminan kesehatan dari Pemerintah Kabupaten Tegal itu, Kuswati bisa mendapat bantuan maksimal Rp 10 juta untuk biaya operasi anaknya. Meski mengucap syukur akan adanya bantuan itu, Kuswati tidak bisa bergegas membawa Afiz ke RS Karyadi Semarang. "Biaya operasi anus itu sekitar Rp 100 juta. Kekurangan Rp 90 juta itu saya dapat dari mana," kata Kuswati.
Selama ini, penghasilan Ustoyo sebagai buruh bangunan hanya Rp 50.000 per hari. Jangankan menabung untuk persiapan operasi Afiz, uang Rp 50.000 terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Tidak jarang Ustoyo menganggur berhari-hari bahkan berminggu-minggu jika sedang tidak ada orang yang membutuhkan jasanya.
"Kalau lagi sepi terpaksa hutang kesana kemari untuk makan," ujar Ustoyo. Meski anus buatan itu tidak membuat Afiz kesakitan atau menghambat pertumbuhan, ia tetap berniat mengupayakan kesembuhan anaknya. "Apakah sampai dewasa nanti dia masih tergantung pada kantong itu. Saya khawatir akan masa depannya."
Ustoyo menambahkan, dalam satu hari Afiz bisa mengeluarkan cairan kental hingga sekitar 20 kali dari perutnya. Kantong itu biasanya diganti tiap dua sampai tiga hari sekali. Kantong colostomy yang bisa dibeli di Kota Tegal itu harganya Rp 25.000. "Kami hanya bisa berdoa. Semoga ada dermawan yang sudi membantu biaya operasi anak kami," ucap Ustoyo.
DINDA LEO LISTY
Topik Terhangat:
Penembakan Polisi| Tabrakan Anak Ahmad Dhani |Mobil Murah|Miss World Info Haji
Berita Terpopuler:
BBM Ada di Android, BlackBerry Optimistis Bertahan
BBM Terbuka di Android, Penjualan BlackBerry?
Ngaku di Singapura, Nikita Mirzani Cuit dari Grogol
Jumpa Boediono, Ahok Melunak Soal Mobil Murah
Mobil Murah Cuma Trik Dagang