TEMPO.CO, Yerusalem - Amerika Serikat, Ahad, 22 September 2013, mengutuk pembunuhan terhadap dua anggota militer Israel di Tepi Barat yang tewas dalam sebuah insiden terpisah.
Menurut pejabat Israel, salah seorang serdadunya tewas di sebelah selatan Tepi Barat, Kota Hebron, setelah ditembak oleh seorang pria diduga warga Palestina. Kematian serdadu ini menimbulkan pertanyaan seputar nasib pembicaraan perdamaian yang digelar bulan lalu setelah berhenti selama tiga tahun.
Penembakan itu berlangsung hanya dua hari setelah serdadu lainnya tewas oleh seorang warga Palestina di dekat Goa Para Leluhur yang dianggap suci oleh pemeluk Yahudi dan Islam.
Dalam sebuah pernyataan usai dua penyerangan mematikan itu, Amerika Serikat mengatakan bahwa insiden tersebut dapat mempengaruhi proses perundingan damai yang sedang berlangsung. "Kami serukan kepada semuanya untukmengutuk serangan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jen Psaki.
Sedangkan pernyataan dari militer Israel, Ahad, 22 September 2013, menyebutkan, "Anggota tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tewas akibat ditembak oleh pasukan Angkatan Bersenjata pada Ahad petang waktu setempat di Hebron."
Sebelumnya, kepolisian Israel mengatakan, "Penembakan itu kemungkinan besar dilakukan oleh teroris, kendati ada pria bersenjata kabur dari lokasi (penembakan)."
Angkatan Bersenjata Israel dalam keterangannya mengatakan, serdadu mereka yang tewas ditembak itu sedang melindungi kaum Yahudi di sekitar Hebron, tempat sekitar 11 ribu warga Israel melakukan kunjungan minggu panjang di hari libur umat Yahudi, Sukkot.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler
BlackBerry Tarik Aplikasi BBM di Android
Teriakan Jebret Iringi Kemenangan Timnas U-19
Ini 7 Korban Kecelakaan Maut Senayan
Labora Sitorus: Saya Mau 'Dibunuh' Atasan
Indonesia Juara, Penonton di Stadion Menangis