TEMPO.CO, Peshawar - Sedikitnya 78 orang tewas di timur laut Pakistan akibat dua ledakan bom kembar. Menurut polisi kepada media, Ahad, 22 September 2013, serangan dilakukan oleh dua orang.
Pada Ahad lalu, All Saint Church di Peshawar, kota utama di Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, diguncang serangan bom. Juru bicara rumah sakit yang menerima korban tewas dan luka-luka menerangkan, ledakan tersebut menyebabkan setidaknya 120 cedera.
Kepada media, pejabat pemerintahan setempat, Sahibzada Aness, menjelaskan serangan mematikan itu berlangsung saat para jemaat sedang keluar gereja di Distrik Gerbang Kohati. Para jemaat baru mendapatkan makanan gratis yang disediakan di luar gereja.
"Ada ledakan dan seperti neraka bagi kami semua," kata Nazir John, yang berada di gereja bersama sedikitnya 400 anggota jemaat lainnya.
Tembok putih gereja yang dibangun pada 1800-an penuh bopeng akibat bola-bola besi atau bantalan logam yang terkandung di dalam bom. Gereja mengalami kerusakan parah.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutuk serangan tersebut. Ia mengatakan bahwa aksi ini bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Umat Kristen sekitar empat persen dari seluruh jumlah penduduk Pakistan yang mencapai 180 juta jiwa. Mereka hidup dalam suasana tertutup dan kerap menjadi sasaran serangan karena dianggap sesat.
Pada 2009, 40 rumah dan satu gereja dibakar dalam sebuah penyerangan oleh sekitar 1.000 warga muslim di Kota Gojra dan Provinsi Punjab. Aksi tersebut mengakibatkan sedikitnya tujuh umat Kristen tewas terbakar. Serangan tersebut dipicu oleh laporan penodaan Al-Quran.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
BlackBerry Tarik Aplikasi BBM di Android
Teriakan Jebret Iringi Kemenangan Timnas U-19
Ini 7 Korban Kecelakaan Maut Senayan
Labora Sitorus: Saya Mau 'Dibunuh' Atasan
Indonesia Juara, Penonton di Stadion Menangis