TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang kaki lima (PKL) Pasar Gembrong yang sudah direlokasi ke Pasar Cipinang Besar, kembali menjajakan dagangannya di sepanjang trotoar Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur, Ahad, 22 September 2013. Alasannya, dagangan mereka tidak dikunjungi pembeli di kios Pasar Cipinang Besar.
"Sepi mbak, Sabtu-Minggu harusnya ramai, malah sepi," kata salah satu pedagang boneka, Warniti, 40 tahun, di sekitar Pasar Gembrong, Ahad.
Tidak hanya Warniti, Sumenah, 50 tahun pedagang mainan juga menyatakan sepinya pembeli di Pasar Cipinang Besar. "Pembelinya sebiji (satu). Kalau di sini, ada saja yang beli, karena di pinggir jalan kan," ujarnya.
Mereka mengaku berani menjajakan kembali barang dagangannya karena daerah itu tidak lagi dijaga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). "Kalau ada yang jaga pasti enggak boleh," ujar Sumenah.
Sementara itu, petugas parkir di sekitar lokasi Pasar Gembrong juga membolehkan pembeli memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. "Enggak boleh sebenarnya, tapi mau gimana lagi. Penjual masih ada," ujar petugas parkir yang enggan disebutkan namanya.
Pria berumur 43 tahun mengaku sudah dua tahun menjadi tukang parkir di Pasar Gembrong. "Kalau enggak markirin, saya dapet duit dari mana? Ya kalau gak ada Satpol PP, saya parkirin, tapi siang menjelang sore enggak ada satpol PP-nya," kata dia.
Berdasarkan pemantauan Tempo, PKL yang kembali berjualan di trotoar jalan tidak sebanyak pedagang sebelumnya. Puluhan kendaraan bermotor milik pengunjung juga banyak yang berhenti sebentar untuk parkir dan berbelanja. Ini memicu kemacetan.
AFRILIA SURYANIS
Berita Terpopuler:
BBM Ada di Android, BlackBerry Optimistis Bertahan
Mobil Habibie Diserempet, Ini Jawaban Polda
Kenapa BlackBerry Melepas BBM?
Jokowi: Jakarta Paling Terkena Dampak Mobil Murah
Saran Menkeu Malaysia Soal Pemindahan Ibu Kota