TEMPO.CO, London - Langit pada 2032 bakal "ramai" dengan hilir-mudik burung besi. Airbus memprediksi, jumlah pesawat jet di seluruh dunia akan dua kali lipat dari jumlah saat ini dalam 20 tahun ke depan. Sebagian besar, kata mereka, untuk memenuhi permintaan di pasar negara berkembang, khususnya Cina.
Dalam konferensi pers di London, di mana mereka memperkenalkan prakiraan pasar untuk periode hingga 2032, pembuat pesawat asal Eropa ini mengatakan lalu lintas udara akan bertumbuh 4,7 persen per tahun.
Artinya, akan ada 29.220 unit pesawat penumpang dan pesawat kargo, di mana 10.400 unit akan menggantikan pesawat yang ada dengan yang lebih efisien. Perkiraan tersebut merupakan peningkatan dari prakiraan tahun lalu, di mana Airbus memperkirakan jumlah pesawat baru adalah 28.200 unit sampai 2031.
Airbus mencatat belanja pesawat baru sebesar US$ 4,4 triliun. Pesawat lorong tunggal diharapkan mencapai sekitar dua pertiga dari produksi baru, dan lebih dari 1.700 unit merupakan pesawat yang sangat besar, seperti Airbus superjumbo A380. Pada 2032, Airbus mengatakan armadanya di seluruh dunia akan berlipat ganda menjadi hampir 36.560.
Perusahaan mengatakan ada banyak faktor di balik peningkatan tersebut. Yang paling utama, kata Airbus, adalah akibat pertumbuhan ekonomi, membesarnya jumlah kelas menengah secara global, migrasi, dan pariwisata.
Airbus mengatakan, pada 2032 jumlah megapolitan--kota dengan bandara yang mampu melayani lebih dari 10 ribu penumpang jarak jauh setiap hari--akan lebih dari dua kali lipat menjadi 89 dari 42 kota saat ini. Sebanyak 99 persen lalu lintas jarak jauh di dunia akan berada di antara atau melalui kota-kota ini.
Mengingat tren demografi dan ekonomi yang mendasarinya, Asia-Pasifik akan menyalip Eropa dan Amerika Utara dalam hal lalu lintas udara pada 2032. "Hari ini rata-rata seperlima dari penduduk negara berkembang terbang setiap tahun dan pada 2032 jumlah ini akan membengkak hingga dua pertiganya," kata John Leahy, Chief Operating Officer Airbus.
Proyeksi Airbus mirip dengan proyeksi rival utama mereka, Boeing Co. Pada Juni, perusahaan pembuat pesawat asal AS ini memperkirakan kebutuhan pesawat hingga 2032 mencapai 35.280 unit, senilai US$ 4,8 triliun. Dan, seperti prediksi Airbus, pesawat lorong tunggal, seperti tipe Boeing 737, akan menjadi bagian terbesar dalam pertumbuhan di pasar negara berkembang seperti Cina.
AP | TRIP B