Jika JK Jadi Wartawan
Reporter: Tempo.co
Editor: Yudono Yanuar Akhmadi
Selasa, 24 September 2013 12:21 WIB
Jusuf Kalla. TEMPO/Seto Wardhana
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mencoba berganti peran menjadi wartawan ketika menyambangi pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) di Kemayoran, Jakarta, Selasa, 24 September 2013. JK, sapaan akrab mantan Ketua Umum Golkar itu, melakukannya sebelum dirinya menjadi pembicara dalam diskusi yang diadakan sebuah stasiun televisi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sekarang saya mau nanya, jadi bukan yang ditanya," kata JK. Ia lalu mewawancarai tiga narasumber yang berbeda latar belakang, yaitu Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Dharmadi; seorang mahasiswa, Mario; dan Direktur Pemasaran Suzuki, Davy Tuilan. Berikut ini petikan wawancaranya.

JK: Berapa produksi kendaraan yang dirakit di Indonesia? Budi: Untuk dalam negeri, penjualannya sekitar 1,2 juta dan 15 persennya diekspor.

JK: Komponen yang dipakai di mobil Avanza dan Xenia berapa persen buatan lokal? Budi: Sekitar 60-70 persen.

JK: Ada berapa industri komponen di Indonesia? Budi: Sekitar 1.000 industri, Pak, dengan 1,2 juta pekerja.

JK: Tren industri mobil sekarang mengarah ke mana? Budi: Kalau sekarang lebih mengarah ke mobil yang hemat energi.

JK: Jadi industri mobil sekarang sudah menjawab tren yang berbasis hemat energi.

Selanjutnya, JK mewawancarai Mario.

JK: Profesi Anda apa? Mario: Mahasiswa semester akhir jurusan arsitektur.

JK: Anda tertarik dengan mobil murah?

Mario: Ada rencana, Pak, untuk membeli mobil ini karena murah dan sesuai dengan kantong mahasiswa.

JK: Sekarang tiap hari aktivitas pakai kendaraan apa? Mario: Pakai motor, Pak.

JK: Dengan Anda membeli mobil murah ini akan menambah kemacetan di Jakarta, bagaimana? Mario: Tidak diapa-apain juga sudah macet, Pak.

Berikutnya JK bertanya kepada Davy Tuilan.

JK: Mobil seperti ini bagaimana (JK menunjuk mobil Karimun wagon)? Davy: Kami memproduksinya karena ada trigger program mobil low cost green car (LCGC).

JK: Harganya berapa? Davy: Sekitar Rp 95 juta dan sudah pakai AC.

JK: Sangat murah, ya, memang murah karena ongkos produksinya murah. Saya sebenarnya tidak setuju dengan kata mobil murah. Sebaiknya dipakai mobil sederhana.

ERWAN HERMAWAN

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi