TEMPO.CO, Surabaya - Di balik kiprah cemerlang kapten tim nasional U-19 Evan Dimas Darmono di turnamen Piala AFF, PSSI ternyata ogah mengesahkan statusnyanya dari level amatir ke profesional. Sekretaris Jenderal PSSI Djoko Driyono beralasan, organisasi enggan mengalihkan status Evan karena yang bersangkutan bermain di Persebaya Surabaya 1927. Klub tersebut dianggap bukan anggota PSSI karena menyeberang ke kompetisi Liga Prima Indonesia.
Evanpun terancam tidak bisa memperkuat klub di kompetisi yang diakui PSSI. Chief Executive Officer Persebaya 1927 Cholid Goromah mengatakan, sikap PSSI tersebut menunjukkan watak arogan dan egois. "Dahulukan masa depan pemain dong, jangan karena egoisme kelompok tertentu pemain potensial jadi korban," ujar Cholid, Rabu, 25 Agustus 2013.
Cholid heran bila sekarang PSSI tidak mengakui keberadaan Persebaya 1927. Sebab, melalui bendera PT Persebaya Indonesia, klub tersebut telah didaftarkan ke AFC oleh PSSI di zaman kepengurusan Nurdin Halid. Menurut Cholid, Djoko dan Nugraha Besoes yang pada 2009 mendaftarkan Persebaya ke AFC.
Sampai saat ini, ujar dia, nama Persebaya 1927 masih tercatat di AFC. Adapun Persebaya Divisi Utama yang berpromosi ke kompetisi Liga Super Indonesia belum terdaftar. "Kalau sekarang Djoko Driyono mengatakan Persebaya 1927 bukan anggota PSSI, berarti dia ahistoris," kata Cholid.
Menurut Cholid, PSSI juga menerapkan standar ganda terhadap klub-klub LPI. Ia mencontohkan sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI ke Persebaya 1927 berupa pemotongan poin karena walk over saat bertemu Semen Padang. "Ini kan artinya kami diakui oleh PSSI," kata dia.
Karena itu Cholid tak habis pikir bila Liga Prima dianggap ilegal. Sebab keberadaan liga ini direstui oleh pengurus PSSI yang sah di bawah kepemimpinan Djohar Arifin. "Sekarang tiba-tiba kami dianggap anak tiri," ujar dia.
KUKUH S. WIBOWO