TEMPO.CO, Madiun–Petugas gabungan dari Pemerintah Kabupaten dan Kepolisian Resor Madiun, Jawa Timur, merazia warung kopi tempat mangkal pekerja seks komersial, Kamis, 26 September 2013 siang. Sebanyak lima perempuan yang diduga PSK ditangkap di dua warung kopi wilayah Desa Bathil dan Desa Lembah, Kecamatan Dolopo.
Mereka yang terjaring petugas itu dibawa ke Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk didata. Petugas juga melakukan pengecekan darah secara cepat dengan menggunakan tiga jenis reagen, yaitu SD HIV,intec, dan oncoprobe juga dijalankan. Hasilnya, salah satu PSK, Har, 31, mengidap HIV/AIDS. “Ada satu yang positif terinfeksi HIV/Aids,” kata Sringatin, petugas laboratorium RSUD Dolopo yang memeriksa darah para PSK.
Parameter lain yang menguatkan salah seorang PSK terinfeksi HIV/AIDS berdasarakan riwayat kesehatannya. Selama enam bulan ini, kata Sringatin, perempuan asal Ponorogo itu rutin mengonsumsi ARV (antiretorial), obat yang mampu menekan reproduksi virus AIDS di dalam tubuh penderitanya. “Obat itu dia terima dari dokter spesialis penyakit dalam yang ada di Banjarmasin (Kalimantan Selatan). Tadi, kartu berobatnya juga sempat ditunjukkan kepada kami,” kata dia.
Meski begitu, Sringatin menjelaskan, Har tidak mengetahui kalau dirinya terinfeksi HIV/Aids. Kepada petugas Satpol PP, Dinsosnakertrans, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Har mengaku dokter di Banjarmasin tidak memberitahukan tentang penyakit yang dideritanya. Namun, ARV secara rutin diterima Har secara gratis.
Kepada Tempo, Har mengungkapkan, beberapa waktu lalu dia bekerja di salah satu café di Banjarmasin. Tapi, dia tidak menjelaskan pekerjaannya secara rinci. Di awal September lalu dia pulang kampung ke Ponorogo. “Kemudian saya kerja di warung kopi di Dolopo, hasilnya lumayan. Per bulan saya diberi uang Rp 400 ribu oleh pemilik warung,” kata perempuan yang mengaku memiliki dua anak tersebut.
Pelaksana Program KPA Kabupaten Madiun, Hery Setiawan menjelaskan, dengan ditemukannya salah seorang penderita HIV/Aids itu akan segera ditindaklanjuti. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo akan dijalankan. “Karena setiap penderita memerlukan pendampingan dan dukungan” ujarnya.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Topik Terhangat
Mobil Murah | Kontroversi Ruhut Sitompul | Guyuran Harta Labora | Info Haji | Tabrakan Maut
Berita Terpopuler
Lurah Susan Didukung, Dinilai Tulus dan Ramah
Diundang, Penolak Lurah Susan Tak Datang Mediasi
Dokter Akan Menggugat di Kisruh RSUD Tangsel
Jokowi Ingin Bangun Gedung Teater di Ria Rio
Dul Bisa Tidak Dipidanakan