TEMPO.CO , Jakarta:Direktur Eksekutif The Wahid Institute, Yenny Wahid menyatakan siap membantu Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli mengatasi pendemo yang menuntutnya dicopot dari jabatan lurah. "Kalau Bu Susan takut, saya siap menemani, kapan saja Bu Susan membutuhkan," kata aktivis pluralisme ini, di Jakarta, Kamis, 26 September 2013.
Para pendemo beranggapan Lurah Susan tidak layak memimpin warga Lenteng Agung lantaran beragama Katolik, sedangkan mayoritas penduduknya muslim. Menurut Yenny, hal tersebut tidak bisa dijadikan dasar untuk mencopot jabatan seseorang karena tidak tercantum dalam konstitusi negara ini.
Dalam Islam, kata Yenny, warga non muslim diperbolehkan memimpin warga muslim dan tercantum dalam hadist maupun kitab Al-Qur'an. "Nanti saya kasih tahu warga tentang ayat-ayat yang memperbolehkan non muslim menjadi pemimpin," kata putri mantan Presiden ke empat Indonesia ini.
Untuk itu, Yenny meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang mempunyai kewenangan atas jabatan Lurah Susan untuk tegas terhadap massa-massa intoleran seperti itu. "Harus tegas kita, jangan diberi ruang, nanti akan cari-cari lagi setelah lurah, bisa kepala dinas yang non muslim, camat. Yang penting kita berpegang pada konstitusi. Bener yang diomongkan Mas Jokowi, melihat berdasarkan kinerjanya," kata dia.
Sebelumnya, warga berkali-kali demo meminta Lurah Susan dicopot atau dipindahkan dari Lenteng Agung. Para pendemo mengancam akan terus melakukan aksinya jika Jokowi tidak menuruti kemauan mereka.
LINDA TRIANITA
Terhangat:
Lurah Lenteng Agung | Mobil Murah | Kontroversi Ruhut Sitompul
Berita Terpopuler
Jokowi: Lurah Susan Tak Akan Dipindah
Ini Pengakuan Tersangka Penyekap Penjual Kopi
Ahok Tuding Ada Provokator Demo Lurah Susan
Perempuan Cantik di Seputar Narkoba
Demo Lurah Susan, Pengamat: Politik Dalih Agama