TEMPO.CO, Sumedang - Akibat maraknya penggerebekan kepolisian terhadap perakit senjata api di Cipacing, Sumedang, penjualan senapan angin Cipacing melorot hingga 70 persen.
"Kerugian 70 persen itu dari masing-masing pengrajin. Dalam sebulan biasanya mereka dapat menjual 50-60 pucuk senapan angin, sekarang hanya bisa menjual 6-7 pucuk senapan angin," ujar Ketua Koperasi Bina Karya, Idih Sunaedi, 70 tahun, ketika ditemui Tempo di rumahnya, Jalan Cikeruh, Sumedang, Jumat 27 September 2013.
Idih melanjutkan, di koperasinya itu terdapat 147 pengrajin dan pedagang senapan angin. Sementara saat ini, kata dia, banyak pengrajin dan pedagang senapan angin yang terpaksa menganggur. "Soalnya mereka tidak punya pekerjaan lain selain merakit senapan angin," kata dia.
Jumlah pengrajih tersebut meliputi beberapa daerah sentra perajin senapan angin, seperti Cipacing, Cikeruh, Sayang, Jatiroke, Jatimukti, Cileles, Cilayung, Hegarmanah, dan Cimanggung.
Dia pun berharap pemerintah dapat mengangkat nama Cipacing lagi dengan beberapa upaya seperti pameran kerajinan. Selain itu, dia pun berharap pada masyarakat agar tidak mengkategorikan Cipacing sebagai penyalur senjata api bagi teroris.
PERSIANA GALIH
Berita Terpopuler
Inilah Kasus Besar yang Ditangani Mun'im Idris
Mun'im Idris Dikenal Dermawan
Otobiografi Mun'im: Sepotong Jasad, Seribu Cerita
Ini Profil Lengkap 10 Calon Dirjen Pemasyarakatan
Mun'im Idris Meninggal Akibat Kanker Pankreas