TEMPO.CO, Jakarta -Pengamat politik dari Universitas Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto mengapresiasi langkah calon presiden dari Partai gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto yang menyewa kuasa hukum termahal untuk buruh migran yang terancam hukuman mati, Wilfrida Soik. Bantuan ini, kata Gun, bisa digunakan untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo.
"Tapi no free lunch, sangat mungkin digunakan untuk meningkatkan elektabilitas," kata Gun ketika dihubungi, Sabtu, 28 September 2013.
Gun menuturkan, banyak partai politik atau tokoh yang menggunakan kejadian luar biasa untuk menegaskan posisinya di depan masyarakat. Dia mencontohkan banyak partai yang langsung membangun posko di tempat lokasi kebakaran atau kebanjiran. Bantuan bisa digunakan untuk menarik simpati calon pemilih.
Cara yang dilakukan Prabowo sama dengan partai politik yang mendirikan posko bencana.
"Tetapi bantuan Prabowo tak salah, patut kita apresiasi," kata pengajar ilmu politik ini.
Baca Juga:
Sedangkan pernyataan Prabowo yang mempersilahkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo untuk maju di pemilihan presiden 2014, Gun Gun mengatakan sebagai langkah yang elegan. Pernyataan Probowo untuk menggambarkan bahwa dia legowo mempersilahkan kompetitor yang lebih kuat.
"Meski Fadli Zon, orang kepercayaan Prabowo, mengatakan Jokowi harus mengingat janjinya memimpin Jakarta," kata Gun Gun. Pernyataan Prabowo ini bisa mengundang simpati publik. Di sisi lain, tutur Gun Gun, juga untuk menjalin komunikasi politik dengan Jokowi.
SUNDARI
Topik Terhangat
Mobil Murah
Senjata Penembak Polisi
Kontroversi Ruhut Sitompul
Guyuran Harta Labora
Info Haji
Berita Terpopuler
Prabowo: Saya Tak Cocok Jadi Wakil Presiden
Ketua Demokrat Bela Gita Tampil di Inbox
IPW Pertanyakan Kredibilitas Komjen Sutarman
Penjualan Senapan di Cipacing Menurun
Harapan KPK Kepada Sutarman
Jumlah Perokok Pria Indonesia Tertinggi di Dunia