TEMPO.CO, Jakarta--Kepolisian telah melakukan pra-rekonstruksi terkait dengan empat artefak yang hilang di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Senin, 30 September 2013. Pra-rekonstruksi kali ini difokuskan pada kamera pengawas yang berada di gedung lama Museum Nasional.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Tatan Dirsan Atmaja, mengatakan, dari 16 kamera pengawas yang disita pihaknya dua pekan lalu, ternyata ada satu CCTV menyala. CCTV itu mengarah ke lemari penyimpanan artefak. "Tapi, ternyata decoder yang disita tidak merekam," ujar dia setelah usai pra-rekonstruksi.
Tatan menuturkan, semua CCTV itu sudah tidak berfungsi sejak dua bulan yang lalu. "Seperti sebelumnya, sudah dua bulan memang tidak merekam," kata bekas Kepala Polsek Gambir itu. Sejauh ini, Tatan melanjutkan, pihaknya baru memeriksa kamera pengawas di gedung lama. "Gedung baru belum kami sentuh."
Lima hari sebelumnya, Tatan mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pra-rekonstruksi terhadap posisi para penjaga keamanan yang bertugas pada 10-11 September. "Jadi, siapa yang berbuat apa, dengan siapa, posnya di mana dari tanggal 10 hingga 11 September pagi itu, kami coba semuanya," tutur Tatan.
Semua pra-rekonstruksi itu bakal dikaitkan dengan hasil penyelidikan terhadap penjaga keamanan, termasuk yang bekerja di proses pembangunan di belakang museum. "Semua dikaitkan untuk dianalisis, kira-kira ke mana arah dan siapa pelakunya," ujar Tatan. "Dan, terus kerja sama dengan tim Polda."
Secara keseluruhan dari hasil pra-rekonstruksi, Tatan menemukan banyak kejanggalan. Namun Tatan enggan membeberkannya. "Untuk sementara ini ada yang janggal dengan beberapa hasil pra-rekonstruksi yang dilakukan," tutur Tatan. "Mudah-mudahan kami bisa ungkap segera siapa pelakunya."
Adapun soal keberadaan empat artefak yang hilang, Tatan enggan berkomentar. Ia mengaku tidak tahu apakah benda peninggalan Kerajaan Mataram Kuno itu masih berada di Indonesia. "Wah, saya enggak berani tentukan," ucap dia. "Yang jelas semua sudah dilakukan, koordinasi dengan Bea dan Cukai, termasuk bandara."
Keempat artefak yang hilang itu antara lain Lempengan Naga berbentuk serpihan. Lalu yang kedua Lempengan Bulan Sabit Beraksara berbentuk serpihan. Berikutnya Cepuk dan Lempengan Harihara. Panjangnya bervariasi antara 3,5 dan 6,5 sentimeter. Semuanya berbahan dasar dari emas.
SINGGIH SOARES
Terhangat:
Edsus Lekra | Senjata Penembak Polisi | Mobil Murah
Baca juga:
Jusuf Kalla Dukung Lurah Susan
Soal Lurah Susan, Sikap DPRD DKI Terbelah
Buya Syafi'i Ma'arif: Beri Kesempatan Lurah Susan
Pengamat: Lurah Susan, 'Stay Cool' Saja