TEMPO.CO, Washington - Komandan Jenderal Marinir Amerika Serikat memecat dua jenderal marinir lantaran dianggap gagal melindungi pasukan dan keamanan salah satu markas militer terbesar AS di Afganistan dari serangan Taliban tahun lalu.
Jenderal James Amos, Komandan Jenderal Korps Marinir AS, Senin, 30 September 2013, mengatakan pemecatan itu sehubungan dengan tidak maksimalnya upaya Mayor Jenderal Charles M. Gurganus dan Mayor Jenderal Gregg A. Sturdevant melindungi Kamp Bastion, sebuah lapangan terbang militer di barat daya Afganistan yang kerap menjadi sasaran gempuran Taliban.
Pasukan bersenjata Taliban menyerang Kamp Bastion pada 14-15 September 2012, menyebabkan dua anggota marinir AS tewas dan delapan lainnya luka-luka. Aksi serangan mengejutkan itu juga mengakibatkan enam jet tempur Harrier milik marinir AS dihancurkan Taliban, termasuk perlengkapan tempur lainnya. Ini merupakan kehilangan jet tempur marinir terbesar sejak Perang Vietnam.
Gurganus, yang menjadi komandan tertinggi pasukan AS di Afganistan, dianggap tidak melakukan penyelidikan formal usai serangan tersebut. Pada Juni 2013, Amos meminta Komando Sentral AS melakukan penyelidikan seraya mengatakan bahwa dirinya bakal mengambil tindakan tegas terhadap dua jenderal itu usai dia menerima hasil investigasi.
"Saya menyadari kesulitan tugas tempur marinir (AS) di Afganistan. Tugas saya mengharuskan saya untuk tetap setia pada aksioma abadi terkait dengan tanggung jawab komando," ujar Jenderal Amos.
Akibat pemecatan tersebut, rekomendasi Jenderal Amos yang disampaikan kepada Navy Secretary Ray Mabus agar mempromosikan Gurganus menjadi letnan jenderal kepada Senat dibatalkan.
Di Afganistan, Sturdevant bertugas atas masalah penerbangan korps marinir. Kesalahan yang ditimpakan kepada Sturdevant adalah dianggap gagal melindungi properti lapangan udara (militer). Lapangan udara ini sesungguhnya dioperasikan oleh pasukan Inggris. Akan tetapi, Sturdevant bertanggung-jawab atas penggunaannya atas nama AS serta bertugas melindungi personel (militer) dan jet tempur.
AL JAZEERA | CNN | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Edsus Lekra|Senjata Penembak Polisi|Mobil Murah|Info Haji|Kontroversi Ruhut Sitompul
Berita Terpopuler:
Australia Minta Maaf Soal Impor Sapi
Sejarah Kelam Ludruk Saat Peristiwa 1965
Begini Isi Prinsip 1-5-1 Lekra
PPATK Ungkap Rekening Gendut Pegawai Kemendikbud
KPK: Labora Tak Pernah Beri Data Aliran Uang