TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sepakat jika koruptor dihukum mati. Jika dibiarkan hidup, koruptor akan menyengsarakan banyak orang sehingga tepat jika diberikan hukuman paling maksimal.
"Saya setuju karena hukuman yang paling berat adalah hukuman mati," kata Wiranto saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 2 Oktober 2013.
Dia menolak anggapan jika hukuman mati mengambil hak hidup seseorang. Menurut dia, jika koruptor dibiarkan hidup, akan menimbulkan banyak kematian. Koruptor yang tidak diancam hukuman mati, lanjut dia, bisa menimbang-nimbang antara keuntungan korupsi didapat dengan masa hukuman.
Wiranto menilai, banyak orang lupa bahwa dengan berperilaku korup, seseorang akan menyengsarakan banyak orang. "Makanya, dia mestinya diberhentikan sebagai manusia," kata mantan Panglima ABRI tersebut.
Namun Wiranto menekankan, yang paling penting dalam penegakan hukum adalah integritas aparat. Dia mengatakan, penegak hukum sering membuat peradilan yang justru bisa ditawar. Menurut dia, hukum seharusnya tidak menjadi komoditas yang bisa diperdagangkan. "Orang salah nyatakan salah, benar nyatakan benar," kata dia.
Korupsi masih menjadi persoalan pelik di Indonesia. Dalam satu dekade terakhir, banyak pejabat eksekutif, legislatif, hingga penegak hukum yang divonis lantaran ketahuan melakukan korupsi. September lalu, Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja menyebutkan parlemen dan kepolisian sebagai institusi paling korup di Indonesia.
WAYAN AGUS PURNOMO
Topik Terhangat
Edsus Lekra | Senjata Penembak Polisi | Mobil Murah | Info Haji | Kontroversi Ruhut Sitompul
Berita Terpopuler
Ahok: Jangan Coba Ubah Pancasila
Holly Angela Ditemukan dengan Tangan Terikat
Benget, Pembunuh Sadis Istrinya Sendiri, Tewas?
Ada Kesengajaan Insiden Lion Air di Manado?
TNI Tertarik Kecanggihan Kapal Selam Rusia