TEMPO.CO, Yogyakarta - Kementerian Pertanian menunjuk Yogyakarta dijadikan pilot project pengembangan komoditas hortikultura nasional.
Menteri Pertanian Suswono menuturkan, Yogyakarta memiliki kewilayahan yang secara geografis mendukung pengembangan hortikultura, dan menjadi contoh sejumlah varietas yang diunggulkan.
“Yogya punya tiga karakter wilayah yang mendukung pengembangan hortikultura, baik subtropis maupun tropis,” kata dia saat membuka Jambore Hortikultura Pekan Flora Flori Nasional VI, di Kota Yogyakarta, Rabu, 2 Oktober 2013. Karakter wilayah Yogyakarta itu meliputi kawasan pesisir, dataran tinggi, dan dataran rendah.
Suswono mengungkapkan, saat ini pasar hortikultura di Indonesia, khususnya sayuran dan buah, masih kalah seksi dibanding produk pertanian pangan. Padahal sektor hortikultura punya potensi besar, khususnya bidang ekonomi dan wisata.
Dia mencatat, Indonesia menjadi eksportir buah lokal, seperti nanas, sebagai produsen terbesar di dunia. Juga manggis dan salak. “Tapi, jika dibandingkan buah impor, subtropis, kita memang masih defisit,” kata dia.
Dengan rekomendasi Yogya sebagai pilot project, Suswono berharap dapat menjadi percontohan untuk menggenjot sejumlah sektor hortikultura yang kontribusinya masih belum maksimal.
Selain itu, melalui Yogya, juga bisa dikembangkan potensi hortikultura lokal, seperti salak pondoh, cabai, dan bawang merah, yang tersebar di Kulonprogo dan Bantul.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Irfan Soesilo, kepada Tempo mengatakan pasar tanaman hias kini menjadi tren sendiri di kalangan masyarakat perkotaan seperti Yogyakarta.
PRIBADI WICAKSONO
Topik Terhangat:
Edsus Lekra |Senjata Penembak Polisi| Mobil Murah |Info Haji| Kontroversi Ruhut Sitompul
|Berita Terpopuler:
Pemerintah AS 'Tutup', Siapa yang Paling Terdampak?
Obama: Anda yang Berseragam Tetap Bertugas
Anggaran Buntu, Pemerintah AS Akhirnya `Shutdown`
Holly Angela Ditemukan dengan Tangan Terikat
Melongok Lobi Meja Makan Ala Jokowi