TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, menyatakan pengaruh terhentinya layanan instansi pemerintah di Amerika Serikat tidak terlalu signifikan untuk Indonesia karena baru terjadi selama tiga hari. "Baru dirasakan jika sudah relatif lama," kata Mirza saat ditemui seusai pengucapan sumpah jabatan di Mahkamah Agung pada Kamis, 3 Oktober 2013.
Mirza resmi dilantik menjadi Deputi Gubernur Senior BI setelah ditetapkan melalui rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat dalam keputusan Komisi Keuangan dan Perbankan.
Meskipun relatif aman dari dampak shutdown AS, Mirza mengingatkan pentingnya menjaga kestabilan neraca pembayaran Indonesia. "Pertimbangan utama kreditor dan investor asing, kan, neraca pembayaran itu," kata dia.
Ke depan, Mirza memprediksi perekonomian dalam negeri masih bisa tumbuh dengan positifnya pertumbuhan yang terjadi di Cina. "Pertumbuhan ekonomi Cina tidak akan turun lagi, ini peluang kita untuk meningkatkan ekspor dalam jangka menengah," kata Mirza.
Senada, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar, menyatakan shutdown AS hanya memberi pengaruh secara tidak langsung kepada Indonesia. "Apa, sih, yang bisa kita lakukan selain bercemas diri?" ucapnya saat pemaparan kajian "Mitra dalam Kesejahteraan: Investasi Amerika Serikat di Indonesia", Kamis, 3 Oktober 2013.
Ia menjelaskan, pemerintah akan fokus pada agenda yang menjadi otoritas Indonesia, dan tak akan memikirkan terlalu dalam mengenai dampak itu.
ISMI DAMAYANTI
Topik Terhangat
Ketua MK Ditangkap | Amerika Shutdown | Pembunuhan Holly Angela | Edsus Lekra | Info Haji
Berita Terkait
Amerika Shutdown, Harga Minyak Global Turun
Obama: Partai Republik Menyandera Warga Amerika
Gagal Lindungi Markas, 2 Jenderal Amerika Dipecat
Pemerintah AS 'Tutup', Siapa yang Paling Terdampak?
Pemerintah AS 'Tutup', Bursa Mulai Terpengaruh