TEMPO.CO, Maros - Seorang guru wali kelas V di SD Negeri Pakalu 1, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, M Idrus, menampar tiga orang muridnya: HR, IR dan AR yang tertawa saat mereka belajar di kelas, Kamis, 3 Oktober 2013.
Kepala Sekolah SD Negeri Pakalu 1, Hj Saniah, mengakui kejadian tersebut. Ia menjelaskan, ketiga murid kelas V itu ditampar karena bermain-main saat proses belajar sedang berjalan. "Kami sudah memintai keterangan guru itu, dan dia mengaku khilaf dan tidak secara sengaja menampar anak-anaknya," kata Saniah, Jumat 4 Oktober 2013.
Menurutnya, kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Guru bersangkutan sudah dipertemukan kepada orang tua anak untuk meminta maaf, agar kasus ini tidak berlanjut ke ranah hukum.
"Kami sudah selesaikan dengan baik masalah ini. Dia mengaku khilaf dan telah meminta maaf kepada orang tua murid yang dipukul, jadi kasus ini dianggap selesai dan tidak perlu dipersoalkan," ujar Saniah.
Saniah mengaku, Jumat pagi tadi salah seorang orang tua murid mendatangi sekolah untuk meminta guru tersebut tidak mengulangi perbuatannya. "Makanya kami memanggil wali kelas V ini untuk memberikan penjelasan dan meminta maaf kepada orang tua anak itu," ujar Saniah.
Dia tidak menyangkal jika guru yang berbuat ulah itu dikenal temperamental dan ringan tangan kepada murid-muridnya di sekolah. Selama dia menjabat sebagai kepala sekolah, ini yang kedua kali gurunya itu berbuat ulah. Namun, persoalan berhasil diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
Menanggapi hal itu, Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Bantimurung H Musa mengaku telah memberikan surat teguran kepada Idrus. "Kami telah memanggil Idrus untuk diberikan surat peringatan. Jika kejadian ini terulang kembali, maka dia terancam dimutasi," Musa menegaskan.
Orang tua korban, HR Ratna, mengaku tidak ingin memperpanjang masalah ini. Hanya saja dia meminta agar gurunya tidak lagi mengulangi perbuatannya. "Tadi padi anak saya takut ke sekolah karena sudah dipukul. Namun, karena bapaknya membujuk dan siap mengantarnya, makanya dia berani ke sekolah," kata Ratna.
Saat anaknya pulang dari sekolah, dia mengaku sangat miris saat melihat luka cakar di bagian wajah anaknya itu akibat ulah guru kelasnya. "Saya bertanya, apakah kamu nakal. Anak saya mengaku hanya tertawa saat belajar. Lalu dia tidak hanya dihukum berdiri di depan papan tulis, tetapi juga ditampar," kata Ratna.
Korban, HR, mengaku saat kejadian dia bersama dua temannya yang lain tertawa saat belajar. Setelah itu, dia bertiga dihukum di depan kelas, "Saya dipanggil berdiri di depan kelas dan telinga saya ditarik kemudian ditempeleng dan dicakar," kata HR terlihat sedih.
Adapun Idrus yang hendak ditemui di sekolah itu tidak berada di tempat. Saat wartawan masuk ke ruang kepala sekolah, dia langsung meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan kepala sekolah.
JUMADI
Berita Terpopuler
Sehari Sebelum Ditangkap, Akil `Curhat` Soal Tempo
Misteri Lingkaran Ikan Buntal Terjawab
Kronologi Lengkap Penangkapan Akil Mochtar
Penangkapan Akil Mochtar Dimuat di Seluruh Dunia
Ide Akil, Miskinkan dan Potong Jari Koruptor
Suswono: Bunda Putri Bawa Adik Wapres Boediono
Bapak Siap Dipotong Jari? Akil Mochtar Emosi