TEMPO.CO, Jakarta-Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin menemui Gubernur Jawa Timur Soekarwo. JK mengatakan dirinya bakal menyampaikan aspirasi masyarakat Syiah Sampang, Madura. JK menilai proses islah yang sudah terjadi di Sampang harus didukung bersama-sama.
"Gubernur yang seharusnya menindaklanjuti. Nanti saya bicara dengan Pak Karwo," ujar Jusuf Kalla seusai menerima perwakilan warga Sunni dan Syiah Sampang di kantor pusat Palang Merah Indonesia di Jalan Gatot Subroto, Jumat, 4 Oktober 2013.
Ia meminta semua pihak mendukung proses islah yang sudah terjadi antara warga Syiah dan Sunni Sampang. "Ini kan sebenarnya bukan masalah besar Syiah-Sunni, tapi ada masalah keluarga yang dicampur dengan ideologi. Bukan masalah yang terlalu berat sebenarnya," kata JK.
Menurutnya, meskipun islah tidak diprakarsai oleh pemerintah dan murni terjadi di tingkat bawah, pemerintah pusat dan daerah harus mendukung serta memastikan proses islah terjadi secara nyata. "Selama mereka sudah damai. Ya sudah, ini justru harus didukung," ujar Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ini.
Proses islah yang terjadi diantara warga Sampang ini diperantarai oleh Lembaga Persatuan Umat Islam. "Semua ingin perdamaian. Sekarang sudah tidak ada lagi permasalahkan Sunni Siah," ujar Ketua LPUI Nur Tamam.
Pernyataan Nur diamini pula oleh K. H Syuaibi serta perwakilan warga dari Sunni-Syiah Sampang. Menurut Nur, ada berbagai alasan dari jajaran pemerintah, khususnya pemda yang mempermasalahkan dan menolak perdamaian. "Salah satunya islah dianggap hanya rekayasa lantaran tidak melibatkan pemerintah," ujar dia.
Dia menilai ada motif lain dibalik penolakan islah. "Kepentingannya kompleks mulai dari tingkat bawah sampai atas. Ada yang ingin dapat tanah (milik warga Syiah yang mengungsi) juga," kata Nur.
Rekonsiliasi sebelumnya dirintis oleh tim pimpinan Rektor IAIN Sunan Ampel Abdul A'la. Namun tim itu, kata Nur Tamam, tidak bisa berbuat banyak. Belakangan LPUI ikut membantu proses itu dan berbuah manis.
Karena mengalami penolakan, warga Sunni dan Syiah Sampang meminta JK untuk membantu masalah ini. "Warga sudah damai, satu kampung satu dusun," kata Nur.
Sebelumnya, perwakilan warga Sunni dari Kampung Bluuran dan Krang Gayam Sampang Mandura menandtangani ikrar damai dengan pengungsi Syiah Sampang di Sidoarjo. Namun, upaya damai itu terancam karena dianggap rekayasa oleh beberapa ulama Madura.
SUBKHAN