TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya katalis positif baru serta ketidakpastian masalah plafon utang di Amerika Serikat memicu koreksi indeks. Jumat, 4 Oktober 2013, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ditutup melemah 29,29 poin (0,66 persen) ke level 4.389,35.
Analis dari PT Millenium Danatama Sekuritas, Probo Sujono, mengatakan minimnya sentimen positif di bursa regional membuat pelaku pasar memilih untuk wait and see. "Pelaku pasar masih mencemaskan ketidakpastian masalah plafon utang pemerintah Amerika Serikat."
Meredanya sentimen penutupan pelayanan pemerintahan AS (government shutdown) membuat investor global kembali memperhatikan masalah plafon utang. Pemerintah dan Kongres kini hanya punya waktu dua minggu untuk menyepakati penambahan batas utang AS agar terhindar dari risiko gagal bayar.
Sementara itu, data ekonomi dalam negeri yang positif sudah diantisipasi oleh investor. "Deflasi 0,35 persen serta neraca perdagangan Agustus mengalami surplus US$ 130 juta sudah terefleksikan dalam penguatan indeks di tengah pekan kemarin," ujar Probo.
Menurut Probo, ketidakpastian di pasar AS lebih dominan mempengaruhi gerak IHSG karena sentimen tersebut menyebabkan tekanan jual asing. Karena itu, sebelum ada kepastian pengajuan tambahan plafon utang, bursa regional dan IHSG akan tetap bergerak fluktuatif cenderung melemah.
Saham yang berpindah tangan hari ini mencapai 3,8 miliar lembar saham senilai Rp 3,9 triliun dengan frekuensi 96,9 ribu kali transaksi. Asing mencatat penjualan bersih Rp 286 miliar.
Bursa regional cenderung melemah hingga 17.20 WIB. Nikkei 225 terkoreksi 0,94 persen ke 14.024,31. Hang Seng terkoreksi 0,33 persen ke 23.138,54, Strait Times melemah 0,21 persen ke 3.138,08, dan bursa Korea melemah 0,12 persen ke 1.996,98.
PDAT | M. AZHAR