TEMPO.CO, Jakarta - Fitri, 40 tahun, ibu dari Tyo Al-Faraby, 15 tahun, korban penyiraman air keras di dalam bus PPD, mengatakan bahwa dirinya harus merogoh kocek hingga Rp. 2 juta untuk biaya perawatan anaknya di Rumah Sakit Premier Jatinegara.
Menurut pegawai salon kecantikan tersebut, tidak ada informasi apapun yang mengatakan bahwa biaya perawatan anaknya akan diganti oleh pemerintah."Aneh kok yaa gak diganti, ini kan di jalan, mau sekolah juga, apalagi anak saya kan sekolah negeri," ujar Fitri ketika dihubungi melalui telepon, Sabtu, 5 Oktober 2013.
Menurutnya, penanganan Rumah Sakit Premier Jatinegara bagus karena luka anaknya cepat kering. "Tapi yang kami sayangkan, Rp 2 juta itu tidak di-cover, itu saya pakai gaji saya sendiri," ujarnya.
Pihak sekolah sendiri, menurut Fitri, sudah memberikan izin Tyo untuk tidak masuk hingga kedaannya membaik.
Sebanyak 18 orang penumpang bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol, disiram air keras oleh sekelompok anak muda, yang belum diketahui identitasnya, di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, sekitar pukul 06.45, Jumat, 4 Oktober 2013. Dari semua korban, empat di antaranya merupakan pelajar yang hendak berangkat ke sekolah.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Jatinegara, Inspektur Satu Ambarita mengatakan pelaku penyiraman diduga merupakan pelajar. Namun, ia belum mengetahui motif penyiraman itu apakah untuk memancing tawuran. "Kasusnya ditangani Polres, tapi kami tetap membantu mengejar pelaku," ujarnya.
TIKA PRIMANDARI
Berita penting lain:
Majelis Kehormatan Diminta Cepat Putuskan Akil
Data dan Fakta Menarik Inter Vs Roma
Pemerintah Akan Bentuk PP Pengawasan Hakim MK
Atut Kumpul dengan Keluarga dari Banten di Jakarta
Presiden Berhentikan Sementara Akil Mochtar