TEMPO.CO, Surabaya-Sebuah kapal perang rumah sakit KRI dr Soeharso-990 turut dikerahkan untuk mendukung Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013, di Nusa Dua, Bali. Kapal tersebut mengangkut puluhan penyelam tempur TNI Angkatan Laut, dokter, paramedis, dan tim pendukung lainnya.
Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur (Koarmatim) Letnan Kolonel (P) Yayan Sugiana mengatakan kapal perang tersebut digunakan sebagai markas dan escape untuk mengendalikan unsur satuan tugas laut. "KRI dr Soeharso-990 ditempatkan di Perairan Nusa Dua, Bali," kata Yayan, Sabtu, 5 Oktober 2013.
Selain itu Koarmatim juga mengerahkan dua kapal perang kombatan jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) KRI Slamet Riyadi-352, KRI Oswald Siahaan-354, dua kapal SIGMA KRI Sultan Hasanudin-366 dan KRI Frans Kaisiepo-368. Kemudian satu Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Rencong-622, dan satu Kapal Cepat Torpedo (KCT) KRI Singa-651.
Tidak hanya itu. Dua kapal patroli cepat (Fast Patrol Boat) FPB KRI Sura-802 dan KRI Kakap-811, satu kapal penyapu ranjau KRI Pulau Rupat-724, dan kapal angkut pasukan Landing Form Dock (LPD) KRI Banda Aceh-593, kemudian dua kapal patroli terbatas KRI Weling-822 dan KRI Pari-849, serta kapal selam KRI Cakra-401.
Sebelumnya disebutkan enam kendaraan tempur air cepat atau Sea Rider Komando Pasukan Katak (Kopaska) melakukan patroli pengamanan wilayah perairan laut Pantai Nusa Dua, Bali, Jumat, 4 Oktober 2013.
Pasukan Katak TNI AL tersebut mengerahkan enam Sea Rider dan satu Combat Boat guna mendukung tugas operasi khusus aspek laut yang dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Komando Pasukan Katak (Dansatkopaska) Koarmatim Kolonel Laut (E) Bramantio. Pasukan Katak disebar di beberapa titik strategis di wilayah pantai baik secara terbuka maupun tertutup.
Menurut Yayan, pengamanan aspek laut yang ekstra ketat ini merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya segala kemungkinan yang bertujuan menggagalkan kegiatan konferensi serta mengantisipasi berbagai situasi kontinjensi lainnya. "Tugas lainnya juga mengamankan pejabat negara yang termasuk Very Important Person (VIP) dan delegasi asing yang terlibat," ujarnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita terpopuler:
Adik Atut Dicokok, Awal Runtuhnya Dinasti Banten
Pengamat: Gubernur Atut Tidak Membangun Banten
Mobil Mewah Adik Atut Sering Ngebut Malam Minggu
Adik Ratu Atut, Sang Gubernur Jenderal Banten
Adik Ratu Atut Hindari Sorotan Media
Ketua KPK Tak Takut dengan Atut