TEMPO.CO, Surabaya- Kepala Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya, Komisaris Besar Setija Junianta, mengatakan tersangka bandar cukrik (sejenis arak) maut di Surabaya, Budi Utomo, selain mengoplos cukrik, ia juga kerap kali memalsukan plat nomor mobilnya.
Hal itu dilakukan untuk mengelabui aparat kepolisian saat ia mendistribusikan dagangannya ke para agennya. "Ini akan terus kami kembangkan nanti, karena ini sifatnya pemalsuan," kata Setija kepada Tempo, di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Minggu, 6 September 2013.
Menurut Setija, di dalam mobil Budi, ditemukan setidaknya enam pasang plat nomor mobil dari berbagai wilayah. Di antaranya adalah plat nomor H 3111 KU, S 1800 DI, dan W 859 AB.
Selain itu, dikatakan oleh Setija, dari semua plat nomer yang ditemukan akan ditanyakan surat-suratnya kepada tersangka. Jika tidak ada suratnya berarti plat nomer tersebut memang benar-benar palsu. "Kami akan juga cek langsung mobil yang berplat nomer tersebut," katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Ajun Komisaris Besar Farman, mengatakan dari keterangan tetangga Budi di Jalan Kutai II Surabaya, tersangkadisebut memiliki banyak mobil mewah dan kerap kali gonta-ganti tunggangan. "Tapi kan tidak bisa dibuktikan apakah mobil tersebut miliknya," ujarnya.
Sebelumnya, polisi meringkus bandar arak Jawa (cukrik) oplosan, Budi Utomo. Bulan lalu cukrik maut ini menewaskan 14 orang. Saat ditangkap polisi juga menyita barang bukti cukrik di 24 dos besar, 23 dos kecil, 21 derijen, 20 jerigen kosong, 368 botol kosong di gudang penyimpanan cukrik milik Budi di Jalan Kutai II Surabaya.
ARIEF RIZQI HIDAYAT