TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik berkerja sama dengan United Nations Statistics Division (UNSD), Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), dan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) menyelenggarakan seminar untuk membahas rilis statistik mengenai perdagangan jasa. Dalam seminar tersebut, akan dibahas mengenai definisi dan metodologi mengenai statistik perdagangan jasa.
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan, rilis statistik soal perdagangan jasa belum pernah dikeluarkan oleh Indonesia. "Dihitung, tapi tak dirilis secara lengkap," kata dia di kantornya, Senin, 7 Oktober 2013.
Suryamin menjelaskan, dengan melaksanakan pembahasan bersama mengenai statistik perdagangan jasa ini, akan diperoleh kesamaan data dalam sektor tersebut. "Datanya bisa dikomparasikan," kata dia. Dengan demikian, proses perdagangan jasa antar negara-negara yang terlibat bisa lebih mudah.
Menurut Chief Statistics of International Trade in Service Karoly Kovach, baru ada 60 negara yang terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menerapkan statistik perdagangan jasa tersebut. "Itu jumlah yang terlampau kecil," kata dia. Memang diakui, kata Kovach, perhitungan perdagangan jasa lebih sulit dibandingkan dengan perdagangan barang. Oleh karena itu, menurut Suryamin, diperlukan kerja sama dengan berbagai instansi untuk mensukseskan rilis sektor ini.
Seminar ini sendiri direncanakan akan digelar dari tanggal 7-10 Oktober 2013 di kantor BPS, Jakarta. Tercatat, ada perwakilan dari 20 negara yang akan hadir dalam seminar tersebut. Suryamin mengharapkan, dari seminar yang diselenggarakan oleh kerja sama tingkat internasional ini akan menghasilkan metode terpadu yang lebih baik dalam mengukur dampak dan manfaat perdagangan jasa bagi perekonomian. "Bagi masing-masing negara ataupun bagi kawasan," kata dia.
Lebih jauh, kata Suryamin, kehadiran rilis ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi perumusan kebijakan ataupun proses negosiasi antar negara. "Yang pasti akan berdampak baik bagi ekonomi," kata dia.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita terpopuler: