Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sultan Berharap Dana Keistimewaan 2013 Tak Hangus  

image-gnews
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan sambutan setelah menerima naskah Undang-Undang Keistimewaan DIY di kompleks kantor Gubernur, Kepatihan, Yogyakarta, (4/9/2012). TEMPO/Suryo Wibowo
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan sambutan setelah menerima naskah Undang-Undang Keistimewaan DIY di kompleks kantor Gubernur, Kepatihan, Yogyakarta, (4/9/2012). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X, berharap alokasi dana keistimewaan 2013 yang tidak habis terserap bisa digunakan kembali pada 2014. Alasannya, waktu efektif penggunaan dana tersebut kurang lebih tinggal dua bulan.

Pada 28 Desember, sudah tutup buku. Padahal, hingga saat ini, dana keistimewaan itu belum cair. Peraturan Daerah tentang Keistimewaan DIY baru ditetapkan 7 Oktober. “Kalau boleh (sisa lebih penggunaan anggaran/silpa dilanjutkan tahun berikutnya), enggak ada masalah. Kalau enggak (boleh), hangus. Artinya, mangkrak,” kata Sultan, ditemui di Kepatihan, Yogyakarta, Selasa, 8 Oktober 2013.

Jika silpa tidak bisa digunakan tahun berikutnya, pemerintah harus realistis. Program kerja dipilih yang realistis dan bisa dilaksanakan dalam sisa waktu anggaran tahun ini. Selain itu, dana yang cair tidak dipaksakan semua, senilai Rp 231 miliar. “Kalau semua, silpanya tinggi. Rakyat Yogyakarta akan tertawa. Itu kebodohan. Kalau mampunya hanya Rp 25 miliar, ya itu saja,” kata Sultan.

Pemerintah DIY pun bergantung pada keputusan Kementerian Keuangan untuk membolehkan penambahan silpa pada anggaran keistimewaan DIY 2014 atau merevisi jumlah uangnya agar lebih proporsional. Yang terpenting saat ini, menurut Sultan, Perda Keistimewaan yang sudah ditetapkan disahkan Kementerian Dalam Negeri dahulu.

Jika sudah disahkan, baru kemudian masuk pembahasan lembaran daerah. Sultan berharap, isi Perda Keistimewaan itu sudah tidak ada perubahan karena dinilai sudah menyangkut pokok-pokok pikiran untuk diaplikasikan dalam lima keistimewaan DIY. “Karena Perda Keistimewaan itu jadi alat negosiasi di DPR untuk mendapatkan anggaran keistimewaan 2014,” kata Sultan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY, Tavip Agus Rayanto, juga berharap Perda Keistimewaan itu laku di pusat. “Kalau enggak laku, APBD 2014 blong (tidak ada dana keistimewaan). Tapi logikanya, saat menyusun pusat sudah punya sinyal membolehkan,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pencairan dana keistimewaan itu nantinya dilakukan melalui APBD DIY. Mekanisme pencairannya akan diatur dalam peraturan menteri keuangan. Pengelolaan dana keistimewaan ada di bawah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah DIY. Selain itu, pemerintah akan merevisi Peraturan Gubernur tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Nantinya ada pasal yang mengatur pengelolaan dana APBD dan dana keistimewaan. “Nanti akan ada bendahara khusus yang mengurusi dana keistimewaan,” kata Tavip.

Hingga saat ini, belum ada kejelasan kapan dana keistimewaan cair. Sekretaris Daerah DIY, Ichsannuri, sedang ada di Jakarta, 8-9 Oktober, untuk membahas persoalan tersebut, bersama Direktur Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri dan Direktur Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan.

PITO AGUSTIN RUDIANA


Berita Terpopuler Lainnya:
APBD Bocor Dinsinyalir Jadi Aset Keluarga Atut
Jokowi, Rhoma Irama dan Warteg Warmo
Ombudsman Minta Ratu Atut Segera Cuti
KPK Duga Ada Hakim Lain yang Terlibat Selain Akil

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

1 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

46 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.