TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah global menurun pada Senin waktu New York sebagai akibat kelanjutan kelumpuhan politik atas penolakan anggaran negara di Washington. Penurunan pada perdagangan kemarin juga didorong membaiknya kegiatan produksi di Teluk Meksiko yang sempat terhenti akibat badai tropis Karen.
Seperti dikabarkan kantor berita AFP, patokan Amerika Serikat, harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 81 sen menjadi US$ 103,3 per barel di New York Merchantile Exchange. Untuk patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk kontrak November bertahan di US$ 109,68 per barel di perdagangan London.
Penurunan harga sebagian berasal dari berakhirnya badai tropis Karen yang tak menimbulkan kerusakan berarti pada infrastruktur energi di Teluk Meksiko. Ketika badai terjadi, sejumlah produsen menutup sekitar 62 persen produksi minyak di kawasan tersebut.
Konsultan Energi Houston, Andy Lipow, memperkirakan sentimen pasar terhadap pasokan minyak mentah tak akan berdampak signifikan. "Produksi akan kembali normal dalam beberapa hari ke depan," ujarnya.
Kendati demikian, pasar masih mengkhawatirkan soal penolakan kenaikan plafon utang Amerika pada tenggat 17 Oktober 2013. Sebab, hal tersebut dapat memaksa timbulnya kemungkinan gagal bayar (default) utang Amerika Serikat yang mendorong permasalahan ekonomi hingga merusak permintaan minyak.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler Lainnya:
Ini Aliran Transaksi Mencurigakan Akil Mochtar
Meski Dicekal, Atut Gelar Acara Persiapan Berhaji
Ibu Vicky Prasetyo Diperiksa Polisi
Begini Timnas U-19 Digojlok untuk Piala Asia
APBD Bocor Dinsinyalir Jadi Aset Keluarga Atut