TEMPO.CO, Jakarta - Bervariasinya sentimen regional maupun domestik membuat indeks bergerak mondar-mandir di antara zona merah dan hijau. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada penutupan sesi I perdagangan hari ini ditutup di level 4.399,46. Volume transaksi relatif sepi dengan Rp 2,5 triliun dalam 76 ribu kali transaksi. Sedangkan asing masih mencatat penjualan bersih Rp 48 miliar.
Analis dari PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, mengatakan sentimen positif dari dalam negeri tidak mampu mengangkat indeks lebih tinggi. "Pergerakan indeks masih fluktuatif akibat buntunya kenaikan pagu utang Amerika, yang ditakutkan akan menyebabkan gagal bayar," katanya, Rabu, 9 Oktober 2013.
Kemarin, IHSG ditutup menguat signifikan, setelah dipertahankannya suku bunga acuan (BI rate) dan cadangan devisa yang di luar dugaan berhasil naik US$ 2,7 miliar menjadi US$ 95,7 miliar.
Menurut Purwoko, ketidakpastian masalah pagu anggaran di Amerika Serikat (AS) akan menyebabkan masalah bila dibiarkan dalam jangka panjang. Shutdown yang terjadi di AS menyebabkan beberapa data ekonomi AS ditunda pengumumannya sampai shutdown berakhir.
Sepekan sejak penghentian layanan pemerintahan AS, dua data penting minggu lalu tertunda, yaitu data tenaga kerja dan pengangguran. Sedangkan data minggu ini yang mungkin tertunda adalah penjualan ritel dan neraca perdagangan.
"Dengan tertundanya pengumuman data ekonomi, membuat The Fed kesulitan mengukur seberapa kuat perekonomian AS untuk mengambil keputusan terkait pengurangan stimulus," ujar Prurwoko.
Hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas dengan kisaran support-resistance di level 4.380-4.468.
Hingga pukul 12.20 WIB, bursa regional bervariasi. Nikkei 225 naik 0,74 persen, indeks Hang Seng melemah 0,53 persen, Strait Times menguat 0,29 persen, dan bursa Korea menguat 0,42 persen.
PDAT | M. AZHAR