Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dikira Pria, Perempuan Bercadar Ditangkap Tetangga  

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Ilustrasi. (ishr.org)
Ilustrasi. (ishr.org)
Iklan

TEMPO.CO, Makassar - Tim Brigade Mobile (Brimob) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat menangkap seorang perempuan bercadar di Kompleks Guru SMA Negeri X, Jalan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Makassar, Jumat, 11 Oktober 2013.

Selain itu, petugas penjinak bahan peledak (Jihandak) yang ikut dalam penangkapan itu sempat meledakkan sebuah tas koper. Namun, juru bicara Polda, Komisaris Besar Endi Sutendi, memastikan isi tasnya hanya berupa pakaian. Tidak ada bahan peledak atau alat berbahaya lainnya.

Menurut Endi, untuk sementara yang bersangkutan masih diinterogasi oleh penyidik Reserse Kriminal Kepolisian Resor Makassar setelah sebelumnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk menjalani pemeriksaan intensif. "Kami amankan untuk menghindari amukan warga," ujar Endi.

Kepada warga di Antang, perempuan bercadar itu mengaku bernama Wiwi, berasal dari Palu, Sulawesi Tengah. Ia sudah hampir sebulan tinggal di rumah panggung milik Bunga Daeng Jinne. Wiwi menempati kamar berukuran kecil di lantai dua.

"Kami curiga karena orangnya sangat tertutup. Mengenakan cadar, tetapi kakinya kelihatan. Biasanya orang bercadar kepada sesama perempuan akan memperlihatkan muka, tetapi orang ini tidak," kata Asri, kemenakan Daeng Jinne.

Menurut dia, Wiwi dilaporkan dan langsung diamankan petugas karena sempat bertengkar dengan tantenya bernama Badaria. "Tante memaksa ingin melihat barang-barangnya, tetapi menolak. Ternyata di dalam tasnya kami lihat kebanyakan pakaian laki-laki dan ada foto pria," ujar Asri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Malik, warga lainnya, mengaku saat pertama kali tiba di Makassar, Wiwi langsung ke rumahnya dan bermaksud menitipkan barang. Namun, ia menolak karena pada saat itu istrinya ke luar kota.

Endi menambahkan, sekarang ini penyidik Reserse Kriminal Polres Makassar tengah menyelidiki dugaan keterlibatan Wiwi sebagai anggota jaringan kelompok teroris. "Orangnya masih diperiksa. Tetapi belum ada hasil penyelidikan yang bisa kami sampaikan. Termasuk dugaan, apakah yang bersangkutan sebagai jaringan kelompok teroris," kata Endi.

IRFAN ABDUL GANI

Berita Terpopuler
Sebut Tak Tahu Bunda Putri, Luthfi Dimarahi Hakim
Ditanya Soal Proyek, Airin: Terima Kasih!
Soal Calon First Lady, Prabowo: Tunggu Saja
SBY: Saya Bukan Pejabat Kacangan
Orang Dekat Gubernur Atut, Ratu Irma, Ditahan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.