TEMPO.CO, Surabaya - Pekerja seks komersial di Gang Dolly, Surabaya, mengaku tidak suka melayani pria yang perkasa saat berhubungan intim. Mereka malah suka pada pria yang loyo, lebih-lebih pria peltu alias nempel metu (ejakulasi dini).
Ketemu pria-pria yang begitu jadi kesukaan perempuan penjaja tubuh. Para PSK mengaku tidak perlu capek dan tidak perlu memakan waktu lama untuk memuaskan nafsu pelanggannya. “Kalau orgasmenya lama, kami capek harus melayani mereka sampai puas," kata salah seorang PSK di Wisma Nusa Dua, Bella Aprilia, kepada Tempo di Wisma Nusa Dua, Jumat, 11 Oktober 2013.
Bella mengatakan, banyak tamunya yang mengkonsumsi obat kuat sebelum bermain dengannya. Menurut dia, melayani pria yang di bawah pengaruh obat kuat sangat sulit dan melelahkan karena tenaganya akan terkuras habis untuk melayani. Ditambah lagi kalau pria tersebut bermain dalam kondisi mabuk.
Sebaliknya, Bella sangat senang kalau melayani tamu yang cepat terangsang dengan rayuan dan kecantikannya. Pada tipe pria seperti ini, menurut dia, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk orgasme. "Syukur-syukur kalau baru masuk saja sudah orgasme, itu sangat membantu pekerjaanku," katanya.
Sinta, salah seorang PSK di Wisma Lancar Jaya di lokalisasi Gang Dolly, mengaku, saat bekerja di dalam wisma, dirinya dan rekan-rekan seprofesi memang lebih suka pada lelaki yang tidak perkasa. "Tapi sebetulnya, kalau di luar profesiku jadi PSK, aku tetap suka pria yang jantan, aku kan normal," ujarnya. Selengkapnya, baca Edisi Khusus Dolly.
ARIEF RIZQI HIDAYAT
Berita terkait:
Semalam, Satu PSK Dolly Layani 10 Tamu
Prostitusi di Dolly, Siapa Yang Diuntungkan?
Jumlah Wisma di Gang Dolly Semakin Menyusut
PSK Dolly Dapat 30 Persen Tarif Layanannya