TEMPO.CO , Jakarta:Staf Ahli Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga menyatakan, presiden tak akan mengungkapkan identitas Bunda Putri yang disebut dalam kasus korupsi kuota impor daging sapi. Hal ini menegaskan pernyataan juru bicara presiden Julian Aldrin Pasha hari sebelumnya.
"Janji satu atau dua hari itu adalah waktu presiden akan menerima laporan untuk mengetahui identitas Bunda Putri," kata Daniel dalam komunikasi melalui telepon, Ahad, 13 Oktober 2013. SBY saat konferensi pers akhir pekan lalu menyatakan akan mengungkapkan identitas Bunda Putri dalam satu dua hari ke depan.
Menurut dia, pengungkapan perihal sosok yang disebut dengan Bunda Putri bukanlah yang paling penting dalam proses hukum dan klarifikasi lembaga kepresidenan. Presiden SBY mengumpulkan informasi untuk memastikan sosok yang disebut Bunda Putri benar-benar ada.
SBY, kata Daniel, tidak akan mengirimkan informasi dan data mengenai Bunda Putri kepada penegak hukum. Seluruh informasi diklaim akan menjadi bahan bagi kepentingan internal lembaga kepresidenan dalam menanggapi dan mengklarifikasi. "Ini penegasan kredibilitas dan integritas," kata dia.
Penyusuran identitas Bunda Putri, kata Daniel, tak akan sulit jika benar-benar ada orang yang dimaksud. Lembaga penegak hukum akan menemukan melalui penelusuran dari keluarga atau tali pertemanan dengan Bunda Putri.
Pada 10 Oktober lalu, LHI mengaku mengenal Bunda Putri dalam persidangan kasus korupsi kuota impor daging sapi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Luthfi yang bersaksi untuk tersangka Ahmad Fatanah mengklaim, Bunda Putri merupakan orang yang dekat dengan SBY.
Luthfi mengaku mengenal Bunda dari Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin. Menurut dia, Bunda merupakan orang penting yang menghubungkan antar dewan pembina partai politik. Ia memaparkan Bunda Putri merupakan anak dari salah satu pendiri Partai Golkar.
Nama Bunda Putri pertama kali muncul dalam rekaman telepon yang diputar jaksa di persidangan Ahmad Fathanah pada 29 Agustus lalu. Dalam rekaman itu, Bunda Putri membahas perihal reshuffle dengan Luthfi. Mereka menyebut sejumlah nama, seperti Haji Susu, Pak Tan, Dipo, dan Pak Lurah.
FRANSISCO ROSARIANS